U R MA BF

Hasnita Ivangka
Chapter #3

guru killer#3

lia hanya membeli air mineral, sebenarnya sangat malas bagi dirinya jika harus mengantri seperti ini dikantin pagi pagi. tapi mau bagaimana lagi lia lupa membawa minum dan sekarang ia sangat haus. setelah membeli air mineral lia memilih untuk berjalan menyusuri koridor sekolah karena ia bosan dikelas dan bisa di pastikan lia tak mau mendengarkan obrolan kedua sahabatnya yang meminta ia untuk mendekati pria yang sempat ia jumpai di kantin tadi. langkah lia terhenti dengan nampak sosok seorang pria paruh baya yang amat disayangkan jika harus bertemu dengannya. lia memutuskan untuk bersembunyi di balik almari kaca yang berisikan banyak piala sekolahnya. baru akan berbalik arah suara berat sedikit nyaring itu terdengar di telinganya. ya kali di hidung kan fungsi hidung untuk mencium bau bau perselingkuhan. "LIA ANGELLIYSTA, pake L dua!" suara itu membuat seluruh tubuh lia berkedik ngeri tubuhnya mematung seperti layaknya patung yang ada di museum.

lia membalikkan badannya sambil tersenyum lebar yang dipaksakan agar tidak canggung. lia juga berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya dengan senyum tersebut. "hm...." baru ingin melanjutkan ucapannya sudah dipotong dulu oleh pria ini.

"kamu tau kan ini lagi jam pelajaran, gak lupa jalan menuju ke kelas kan? atau kamu mau menuju ke jalan surga?" tanya pria ini sambil berkacak pinggang.

"bapak, kalau ngomong kejam amat pak ban? saya itu gak lupa kok pak ban sama jalan menuju kelas. saya juga ga lupa kalau ini jam pelajaran, apalagi lupa sama jalan menuju hati bapak Bandi terhormat!" kata lia sambil tersenyum tanpa dosa. ya benar pria yang dimaksud lia adalah guru terkiler di sekolahnya ini pak Bandi. guru yang suka sekali keliling sekolah saat jam pelajaran untuk memastikan agar siswanya tidak ada yang keluyuran bolos kelas. guru yang suka menginspeksi muridnya secara dadakan.

"LIA! bapak ini serius. kalau gitu ngapain kamu disini bolos pelajaran? kamu mau bapak hukum bersihin gudang belakang? keliling lapangan utama 15 kali? atau mau bersihin ketiga uks disekolah kita?" pak bandi semakin marah dan kesal dengan muridnya ini. terlebih lagi yang dimarahi malah tersenyum tanpa dosa.

"nggak pak saya gak mau. tadi itu saya abis ke toilet pak terus saya mampir beli air mineral sebelum masuk jam pertama, karena tadi Bu Dita minta tolong suruh beliin air mineral." jawab lia masuk akal, karena memang jam pertama ini jam ibu dita. guru yang disukai oleh pak bandi dan untung saja toilet dan kantin sekolahnya ini satu arah. membuat dirinya dapat menggunakannya sebagai alasan menghadapi pak bandi. benar saja mendengar nama bu dita, pak bandi langsung tersenyum dan tidak marah lagi kepada lia "ya udah sana masuk. ditunggu pasti kamu sama bu dita!" setelah menyelesaikan perdebatan itu dan mendapatkan izin dari pak bandi lia pun pergi tak menjawab perkataan pak bandi melainkan membalasnya hanya dengan senyuman. lia memutuskan untuk kembali ke kelas terlalu malas bagi dirinya untuk membuat alasan jika harus bertemu dengan gurunya.

Lihat selengkapnya