U R MA BF

Hasnita Ivangka
Chapter #4

pepustakaan#4

banyak siswa yang amat menyukai jam kosong bukan? seperti saat ini di kelas XI Ips 2 semua murid sibuk dengan kegiatan mereka masing- masing. seperti membuat konser di dalam kelas dengan gitar kecil, berkumpul dipojok belakang menjual cabe atau biasa kita sebut gosip, membenarkan make up untuk menarik perhatian kaum adam, pergi ke alam mimpi dan ada juga yang menggunakannya dengan mengerjakan tugas yang belum selesai. lia sampai di depan kelasnya dengan napas tidak teratur akibat ia berlari sepanjang koridor. saat ia telah mendaratkan bokongnya di bangku yang ia tempati tepat disamping felli, ia mengatur napasnya. "lo kenapa? abis di kejar rentenir? anjing? atau setan?" tanya felli yang mendapat anggukan antusias dari linda pasalnya jiwa kekepoannya telah bergejolak melihat lia yang lari terbirit birit. setelah dirasa napasnya telah teratur ia dengan senang hati menjawab pertanyaan kedua sahabatnya "ketemu pak bandi." jawabnya singkat setelah itu mengedarkan pandangannya pada seisi kelas, sedangkan kedua sahabatnya hanya ber'oh' ria sambil melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. karena merasa bosan di dalam kelas lia memilih singkah ke perpustakaan karena ia akan membaca novel saja disana.

lia bangkit dari tempat duduknya yang langsung mendapat pertanyaan oleh kedua temannya yang hanya dijawab singkat oleh lia dan langsung melenggang pergi meninggalkan mereka begitu saja. lia telah sampai di perpustakaan ia melihat rak sepatu yang berada di depan samping pintu perpus 'hanya ada beberapa pasang sepatu tidak banyak orang' lia mengatakan dalam hati. saat lia hendak mengambil sebuah novel di rak buku yang tinggi dengan menggunakan bantuan kursi ia dikejutkan oleh suara bariton seseorang.

"kakak cantik ngapain manjat manjat gitu?" lia yang tak siap pun hilang kendali hingga tersungkur di lantai yang keras dengan sebuah kursi dan beberapa buku yang menimpa tubuhnya. lia mendengus kesal dengan seseorang di depannya ini yang ia yakini bahwa seorang itu yang bertemu dengannya tadi pagi bersama kedua sahabatnya. menghampiri lia sih lebih tepatnya. lia segera bangkit dari posisinya ia membersihkan belakang roknya dan membenarkan posisi kursi tadi. saat dirasa perih lia meringis kesakitan karena ternyata lututnya berdarah. dengan cepat ia membenarkan buku yang berserakan tadi dengan sedikit kesal dengan orang yang masih berada pada posisinya ini yang hanya menatap lia tanpa berniat untuk membantunya sedikit pun. saat lia sudah mereskan buku ke raknya kembali ia beniat untuk keluar pepus karena malas berlama-lama disana. tetapi saat lia hampir sampai di depan pintu ada sebuah tangan yang mencekal pergelangannya mau tak mau pun ia menoleh dan memberhentikan langkahnya.

lia memberikan tatapan tajam kepada lelaki itu tapi yang ditatap justru menunjukkan senyum manisnya. "minta nomer ponsel kakak! tadi aku minta ga dikasih jadi sekarang aku minta lagi? atau kakak gak punya nomer ponsel ya udah id line aja? tapi kakak masak ga punya sih gak mungkin banget?" pinta lelaki itu dengan meyodorkan handphonenya kepada lia. lia hanya menatap ponsel dan lelaki itu bergantian tanpa menerimanya. merasa gemas dengan perempuan di depannya ini tak kunjung menerimanya, ia menarik tangan kanannya dan menaruh ponselnya disana.

"gue ga mau dan ga akan pernah!" tegas lia dengan memberikan kembali ponsel itu lalu berlalu pergi begitu saja. elang hanya menatap kepergian lia dengan nanar dan menggelengkan kepalanya. 'gue pastiin lo bakal jadi milik gue kakak cantik' ucap elang dalam hati dengan senyum miringnya. namun, sedetik kemudian ia mengganti ekspresi wajahnya menjadi ramah dengan senyuman yang amat manis hingga mampu membuat kaum hawa terpana.

Lihat selengkapnya