Di sisi lain.
Para manusia itu tinggal di tempat bernama Erata Nuos, sebuah perkotaan kecil buatan yang diresmikan oleh kakek dari Riocless, pimpinan tertinggi para pemburu vampir saat itu. Erata Nuos sebuah tempat yang dilindungi, dan lokasinya sekitar 5km dari sebuah gedung tinggi yang masih tersisa. Gedung bernama Slashig, tempat tinggal para pemburu vampir, gedung bekas perkantoran. Sekarang tempat itu merupakan tempat dimana persenjataan-persenjataan disimpan.
Sedangkan Erata Nuos, di sana perlahan mulai mengembangbiakkan ternak-ternak yang masih tersisa, juga menanam beberapa tanaman yang masih memungkinkan untuk ditanam. Inilah cara mereka mencoba bertahan hidup.
Hari yang mereka lalui sungguh berat, ancaman penyakit dan bencana alam juga turut andil membuat jumlah manusia berkurang sangat drastis. Obat-obatan yang dimiliki juga terbatas, sedangkan hampir semua yang sakit butuh penanganan. Belum lagi masalah lain yang benar-benar menjadi fokus utama mereka, para vampir.
Riocless akhir-akhir ini disibukkan dengan pergerakan para vampir yang semakin agresif, maka ia pun secara khusus memilih Maya untuk menjadi wakilnya dan tetap berada di Gedung Slashig atau sesekali di Kota Erata Nuos mengawasi para manusia, Maya adalah orang yang dipercaya untuk membuat keputusan di saat genting.
Maya rela bertarung mati-matian demi menyelamatkan banyak orang dari para vampir yang dianggapnya suka membunuh manusia. Para pemburu vampir saat ini kesulitan mencari perbedaan para manusia dan vampir, karena beberapa dari mereka telah berevolusi.
Pupil mata mereka tak lagi semerah darah seperti para pendahulunya. Warnanya kini serupa warna mata manusia biasa, ada yang bermata biru, hitam, coklat maupun hijau zamrud. Dan lagi kini mereka bisa menyembunyikan taring mereka untuk mengelabuhi para manusia. Sedangkan ciri kulit yang pucat... siapapun bisa terlihat pucat dengan kondisi saat ini, jadi itu bukanlah jaminan apakah dia manusia ataukah vampir.
Riocless dan Maya percaya para vampir telah melakukan berbagai eksperimen agar bisa berbaur di antara manusia, agar mereka lebih mudah menghisap darah manusia yang merupakan makanan atau minuman mereka. Namun menurut Valz, seorang anak laki-laki yang sejak kecil telah hidup di antara para pemburu vampir, mereka para vampir masih tidak tahan terhadap perak dan cahaya matahari yang benderang.
“Mungkin mereka tidak menampakkan taringnya, mungkin mata mereka tidak merah menyala. Tapi ketika kulit mereka tersentuh perak atau terkena pancaran sinar matahari langsung, mereka masih akan terbakar.” papar Valz pada Riocless ketika mereka berdua berada di pintu masuk Gedung Slashig.
“Terima kasih atas informasimu, aku terlalu sibuk dengan vampir kelas rendahan yang mencoba menerobos peternakan sehingga tidak memperhatikan itu. Yang kutahu mereka telah berubah dan semakin kuat.”
“Benar, mereka semakin kuat. Kita juga harusnya semakin kuat."
Riocless tersenyum.
"Tenang saja Riocless, mengenai informasi-informasi itu kita bisa bagi tugas. Ngomong-ngomong, ini tentang Ryn dan Zel, apa mereka sudah ditemukan? Tanda-tanda keberadaan mereka?” Mata Valz memandang penuh harap.
“...” Riocless langsung bungkam mendengar pertanyaan tentang Everryn dan Alozel, dua sahabatnya yang hingga kini tidak jelas keberadaannya.
“Apa saja tentang mereka... maksudku, tidak ditemukan tubuh jika mereka memang telah tewas.” Valz juga menganggap dirinya sebagai teman Everryn dan Alozel, sehingga sampai detik inipun Valz terus mengkhawatirkan keberadaan dan keselamatan mereka.
“Hingga saat ini mereka atau tanda-tanda keberadaan mereka belum ditemukan."
"Hmmh..."
"Para vampir tidak memakan tubuh manusia, dan kita selama ini belum pernah menjumpai hewan karnivora... jadi, kita hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk mereka.” Riocless memegang pundak Valz yang sudah lebih tinggi beberapa senti dari awal mereka bertemu dulu.
“Aku juga akan mencari mereka.”
“Ini bukan tugasmu Valz.” ucap Riocless pada anak muda itu.
“Aku akan membantu apapun untuk menemukan mereka, sisa pertempuran di jalan itu cukup membuktikan bahwa Ryn dan Zel tidak kalah dengan mudah. Mereka orang-orang kuat.” Kata Valz dengan mantap.
Riocless mengangguk.
*****
Selang beberapa detik, Maya datang tergesa dengan beberapa tumpuk kertas di tangannya, ia menghampiri Riocless dan Valz yang masih berada di pintu. Maya, perempuan berusia tigapuluh tahunan dengan rambut lurus yang sangat pendek itu terlihat putus asa.
“Ah! Di sini kau rupanya Riocless. Kakekmu, dia ingin kau ke kamarnya sekarang.” pinta Maya.