Riocless menemui Dreath tepat pukul sembilan malam. Pengelola kantin itu sedang berada di kamarnya yang satu lantai dengan kantin. Semua orang sudah berada di tempatnya masing-masing.
"D."
“Riocless... sini masuklah!” ajak Dreath.
Kamar Dreath tak lebih luas dari ruang kerja Maya. Satu kamar itu dibagi lagi dengan satu sekat kawat baja dan rantai-rantai perak kecil. Kamar tempat istirahatnya sendiri berisi barang-barang aneh, kemudian ada satu sofa panjang yang ia gunakan sebagai ranjang tidur, lampu neon putih, set speaker aktif, komputer, dan ada dua kursi kantoran berroda.
Di salah satu sudut ruangan ada tumpukan buku resep memasak. Di meja kecil yang lain ada alat untuk membuat tato beserta tinta-tintanya dan perlengkapan lain seperti sarung tangan, tumpukkan jarum baru dan bekas, sebuah wadah kecil transparan berisi petroleum, botol-botol spray, satu box berisi cup-cup kecil, dan masih banyak lainnya.
Ruang kamar Dreath dipasangi dua buah AC, letaknya berada di masing-masing bagian ruangan. Salah satu dindingnya penuh berisi gambar-gambar tato yang dia buat. Benar-benar seniman. Riocless dipersilakan melewati semua itu untuk menuju bagian kamar yang lain. Dreath membuka pintu dari kawat perak itu, dan di sana ada sesuatu yang ditutupi kain. Diletakkan di atas meja panjang. Dreath mendekat lebih dulu dan membuka penutup kainnya untuk Riocless.
“Masih cukup segar. Dari Hamoon Blood, baru berubah.” jelas Dreath.
Sesosok mayat vampir yang baru berubah berada di ruangan itu. Kulitnya masih belum sepucat vampir, pupil matanya yang sebelah kiri sudah mulai memerah, dan taringnya sudah tumbuh tapi belum sempurna. Ada bekas luka di leher kanannya.
“Ambil darahnya.” perintah Riocless.
Di samping sebagai pengelola kantin, Dreath punya banyak keahlian lain. Seperti seniman tato, membantu dokter di lantai atas untuk memeriksa darah vampir, juga sebagai pemimpin mata-mata. Dreath orang yang cukup sibuk. Lalu, ia menyiapkan sebuah selang transparan kecil yang ujungnya dipasangi jarum suntik, dan sebuah kantong darah. Ia menusukkan ujung jarum pada lengan bagian dalam mayat vampir.
“Vampir-vampir ini sedang menggila di Hamoon Blood. Mereka mulai kelaparan lagi. Tapi sepertinya pemimpin mereka belum mengijinkan mereka untuk menyerbu.” kata Dreath.
"Kira-kira apa yang menghalangi mereka untuk segera menyerbu kita? Maksudku... mereka pasti sangat kelaparan.” Riocless menekan-nekan tubuh mayat vampir itu.
“Aku khawatir... mereka menunggu saat yang tepat.” terka Dreath.
Riocless menoleh, kini perhatiannya tertuju pada Dreath.
“Apa maksudmu?”
“Yah... kau tahu... puncak kekuatan mereka, rasa lapar yang tak tertahankan... mereka akan membantai kita.”
“Kita harus menambah pasukan.”
“Dan membangun benteng perlindungan, jujur saja... kita akan butuh banyak perak.”
“Kita tak punya sebanyak yang kau bayangkan. Apalagi untuk membuat campuran dinding penghalang...”
“Pryde.” kata Dreath pada Riocless.
“Penadah licik itu? Kudengar dia mengumpulkan beberapa barang untuk dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi.”
“Benar. Tapi aku tahu dia punya banyak perak. Sangat banyak…”
Riocless tampak berpikir. Dulu Pryde pernah tinggal di Slashig, tapi kini dia tinggal agak jauh dari pinggiran kota, cukup aman untuk dirinya sendiri. Karena vampir-vampir itu tak akan menyerangnya dengan begitu banyaknya perak di sana.