Di hari yang lain.
Kiehlyn Kirnon mendatangi kamarku saat aku sedang menyisiri rambut, dia langsung duduk di atas ranjang tidur dan membuatku mengawasinya dari cermin. Ah, harus kuberitahu pada kalian, vampir masih bisa bercermin, tidak seperti dongeng-dongeng masa lalu, kami masih memiliki jiwa. Hanya saja itu sedikit berubah, sedikit berbeda.
“Ada apa Kiehl? Kalau tidak ada keperluan keluarlah.” perintahku.
“Apa kau tak bisa lebih ramah padaku?” tanya Kiehl sambil memamerkan senyum dan giginya yang berjajar rapi.
“Entahlah.”
“Bell baru saja memberitahuku. Dia akan segera meninggalkan rumah ini.”
Aku langsung meletakkan sisir di atas meja, berdiri, dan mendekati Kiehl. Kuamati vampir pucat berambut hitam itu. Ada banyak hal yang mengganjal hatiku, dan sepertinya Kiehl bisa memberitahuku sesuatu.
“Apa Bell memang menginginkannya?” tanyaku.
“Aku tak bisa menduga-duga, Bell tidak pernah terbuka padaku.”
“Seperti apa vampir yang bernama Sain Areon itu?”
“Sain? Menurut yang kudengar dia adalah petinggi vampir dan petarung yang handal. Dia yang punya gagasan untuk membagi vampir dalam dua golongan utama. Dia lumayan cerdas menurutku, karena vampir kelas rendah bisa saja menjadi kanibal."
“Kanibal?”
“Istilah untuk menghisap darah sesama vampir sampai habis, bukan karena butuh, melainkan karena mereka tidak bisa mengendalikan diri."
"Menjijikkan." Rasanya hampir muntah membayangkan ada gerombolan vampir tak punya pikiran yang menyerang membabi-buta.
"Ya... Kau boleh menghisap darah temanmu kalau kau haus, dengan izinnya tentu saja, tapi menghabiskannya? Itu persoalan lain Ryn. Lalu, kau bisa saja menjadi bagian dari Hamoon Blood, tapi kau cukup beruntung karena di dalam darahmu ada milikku dan milik Bell, dan Bell sudah bijak dengan menahanmu selama satu tahun untuk tidak menjadi liar karena darah.”
“Aku tak mengerti Kiehl. Jelaskan padaku, selama ini Bell menahanku di sini karena suatu tujuan? Lalu kenapa pada akhirnya ia memintaku untuk mencari makanan sendiri?”
“Sebenarnya aku dulu bermaksud menjadikanmu sebagai salah satu pasukan, karena kau adalah petarung yang lumayan, kita bisa memanfaatkannya. Tapi ternyata cita rasa darahmu begitu nikmat, aku sampai lupa diri dan ingin menghabiskannya."
"Apa...?"
"Untung saja Bellida datang tepat waktu, mengusirku dan membawamu ke sini. Dia menggigitkan racun agar kau bisa bertahan dan menjadi vampir.”
“Dasar kau! Mungkin lebih baik saat itu aku mati saja.” Aku memegangi leher.
“Tolong jangan marah, kau tidak tahu bagaimana rasanya, selama ini kau hanya meminum darah dari dari orang yang sama.”
“Orang yang sama? Siapa?”
“Cherrycia. Si penjual darah... sepertinya Bell sangat berhati-hati agar kau tidak menikmati darah lain dulu, dengan begitu tubuhmu akan terfokus untuk menyesuaikan diri dengan racun vampir Bellida, bukan terkonsentrasi akan rasa hausmu terhadap darah. Secara fisik kau sudah cukup terlatih bertarung, dan itu bagus untuk perubahanmu.”
“Tapi hari ini Bellida memintaku untuk mulai berburu...”
“Iya. Memang sudah waktunya, itu juga akan melatih tubuhmu, menambah kekuatanmu. Tapi kusarankan kau tidak sembarangan meminum darah orang. Pilihlah yang mempunyai fisik bagus dan setidaknya bisa atau berusaha mempertahankan diri. Jangan jadi vampir bodoh dan liar... itu akan sangat tidak cocok untukmu.” Kiehl tersenyum menggodaku lagi. Ini saat yang tidak tepat dan terasa ganjil.
“Kembali pada Bell. Kenapa dia memutuskan tinggal di Gedung ‘Ucivee? Kenapa dia mau menikah dengan vampir itu?”
“Sain Areon cukup tampan.”
“Aku sedang tidak bercanda Kiehl.... Entah kenapa di satu titik aku merasa Bellida sedang dalam kesulitan dan meminta bantuan.”
“Bell itu kuat. Mungkin perang dengan manusia sudah tidak dapat dihindari, para teman lamamu itu sedang membuat pasukan juga, mereka juga berusaha membunuh kami.”
“Itu karena kalian yang memulai lebih dulu, kalian yang membunuh orang-orang...”
“Jangan lupa, kini kau juga vampir. Kini kau juga musuh para manusia. Kini kau adalah bagian dari kami, dan kini kau akan mulai berburu.”
Aku diam saja, aku tak tahu apa aku sanggup melakukannya, kemudian aku bertanya lagi, “Kalau para vampir menyerang dan menghabisi manusia, akan makan apa kalian di waktu selanjutnya?”
“Siapa bilang mereka akan membunuh semuanya? Para petinggi itu akan membuat peternakan manusia.”
“Astaga!” Aku sangat kaget dengan apa yang Kiehl katakan padaku.
“Itu merupakan suatu kebutuhan Ryn.”
“Kalian akan menangkap dan membiarkan para manusia itu hidup untuk diambil darahnya???” Aku merasa marah, aku merasa belum sepenuhnya menjadi vampir, aku tidak setuju dengan cara itu, manusia dijadikan ternak?