Kiehlyn Kirnon dan Everryn Heylden sedang mempersiapkan diri menuju 'Ucivee, sedikit terpaksa untuk menemani Bellida Miria sampai hari pernikahannya. Namun seharian ini mereka tidak bertemu Bellida, entah apa yang dikerjakan vampir satu itu.
"Kita tinggalkan Vogills kita di sini?" tanyaku pada Kiehl.
"Ya. Lagi pula kita bisa memanggil mereka kapan pun dan dimana pun kita mau, asal kondisi kita cukup kuat."
Aku mengangguk paham, "Sebentar lagi malam tiba, aku belum melihat Bell...."
"Mungkin sedang mencari darah di tempat Cia. Di 'Ucivee hanya ada beberapa tawanan manusia. Kau tahu? Para petinggi itu lebih suka meminum darah petinggi lainnya. Menjaga kemurnian darah mereka."
"Oh?" Ya, mungkin ini memang kesempatan terakhir Bell untuk bergerak bebas. Pernikahan bagi bangsa vampir dan manusia hampir sama saja, ikatan ketidakbebasan.
"...." Kiehlyn menatapku dengan pandangan menerawang.
"Kiehl, beritahu aku... berapa lama seorang vampir bisa bertahan untuk tidak makan?"
"Tiap hari kita bisa saja meminum darah. Kalau waktu makan yang ideal sekitar 10 hari. Tapi kita para vampir bisa bertahan hingga 2 purnama." jawab Kiehlyn.
"Oke. Aku mengerti."
"Apa kau berusaha menahan diri selama mungkin? Kau bisa lemas tahu?" Kiehlyn tidak mengalihkan pandangannya.
"Aku akan mencobanya. Lagi pula dari tadi kau sedang memikirkan apa?"
Vampir berambut hitam legam itu tersenyum, akhirnya senang aku menanyakan hal yang diharapkannya. "Aku ingin punya tato seperti milikmu." ujarnya.
"Apa???" Hampir saja aku tertawa pada vampir di sampingku ini. Itu keinginan yang aneh menurutku untuk sesosok vampir seperti Kiehlyn Kirnon, vampir yang usianya sudah lebih dari dua abad.
"Aku ingin membuat tatto di lengan atau dada...." Kiehl terus berbicara.
"Kau serius? Aku punya teman yang bisa melakukan itu, tapi sayangnya dia manusia. Dia pasti menolak kedatangan kita." Kataku sambil terkekeh.
"Kita bisa menjadikannya vampir...."
"Jangan gila! Aku tak mau mengubah temanku!" Aku langsung mengubah ekspresi, ngeri. Aku membayangkan Kiehlyn akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.
"Apa kita bisa menemuinya diam-diam?" Wajah Kiehl kelihatan memelas.
"Lupakan saja. Kau tak bisa mendapatkannya. Dreath bukan pecinta vampir." Aku memupus keinginan vampir itu.
*****
Bellida pulang. Dia terlihat lebih segar, tapi tampangnya muram. Ya... hari ini adalah hari terakhirnya di Victorian Homer. Dia memaksakan senyum padaku dan Kiehl.
"Kau kenapa?" tanyaku.
"Tidak apa-apa...."
"Kalau tak mau bersama Sain Areon, batalkan saja." Aku merespons sekenanya.
"Hahaha, Ryn... kau tak tahu, kita tidak bisa membatalkan pernikahan yang diminta oleh petinggi vampir. Sain Areon sudah memilihku...."
Aku tak suka sekali kalau Bell tidak berani melawan, seperti bukan dirinya. Seperti apa kehidupan vampir sebenarnya? "Kau kelihatan keberatan..." imbuhku.
"Aku hanya merasa sulit meninggalkan tempat ini...."
Aku mendesah, tidak ada gunanya. Lagi pula Bell tidak akan mengurungkan niatnya untuk tinggal di 'Ucivee, menikah dengan salah satu petinggi vampir itu.