Burung Albatross terbang di angkasa dengan banyak awan yang menghambat sinar matahari menyentuh bumi. Air laut kembali membawa puing-puing “kiriman”, entah dari mana. Bagi warga lain mungkin puing-puing ini kurang berguna, namun berarti berbeda bagi Seorang Anak Bercaping, seringkali ia mendapatkan Senjata, Permata atau benda lain yang nantinya dapat disimpan, dijual atau perbaiki jika terdapat kerusakan.
Terlihat ombak membawa bintang laut dan kerang mendarat ke pantai, sementara itu Si Anak Bercaping , dengan tongkat kayunya menjelajahi puing-puing baru ini. Si Anak Bercaping sangat semangat dalam pencariannya kali ini, berharap mendapat sesuatu yang berharga.
“Tang… tang… tang…” suara besi yang beradu dengan tongkat kayu milik Si Anak Bercaping. Kegiatan tersebut berlanjut melawan puing-puing yang tersebar di Pantai ini. Si Anak Bercaping menyusuri dan mencari dengan seksama. Tak sengaja, ulah Si Anak Bercaping membangkitkan sebuah makhluk yang hanyut bersama puing-puing. Ia terlalu fokus untuk mencari barang berharga, tidak memperhatikan sekitar.
Sebuah boneka besi terlihat terbangun dari barisan puing-puing di tepi pantai. Bersamaan dengan munculnya para kepiting dari dalam pasir, serta awan yang bergerak secara singkat dan membiarkan matahari menyinari bumi. Ia terduduk, sembari menoleh keadaan sekitar. Ia melihat Si Anak Bercaping yang sudah berada di ujung tepian, seperti membawa sebuah Liontin, Kertas Gulungan, dan sebuah kotak kecil.
Si Anak Bercaping senang dengan barang yang didapat dan melihat-lihat ketika sedang berjalan, hingga akhirnya ia tersandung salah satu puing dan menjatuhkan Liontin. Ia mengambilnya, melihat sekitar, dan bertatapan dengan boneka besi yang terduduk di sisi kirinya. Dalam beberapa saat, mereka terdiam, membatu.