Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #5

Artificer (2)

Kini Hemia, Flugel dan Kairnt berada dalam Workshop milik Hemia. Terlihat banyak sekali potion, blueprint, kotak harta karun, barang eksperimen dan peralatan yang berserakan, namun ada satu area lemari yang bisa dibilang rapi, berisi dengan sebuah Foto, blueprint, kertas gulungan dan buku, lebih tepatnya sebuah jurnal. Ruangan berantakan ini disinari oleh satu buah lampu terang di tengah ruangan, dan satu lampu dalam keadaan mati menggantung di atas sebuah meja kerja.

Foto yang terpampang di lemari yang terbingkai tersebut berisi Dua orang laki-laki, saling merangkul satu sama lain, dengan senyuman lebar menghiasi wajah mereka yang kotor berlumuran oli dan debu. Baju yang ia kenakan sama seperti Hemia, tak lupa juga goggles yang seperti menjadi ciri khas. Kairnt melihat foto itu dengan seksama, ia merasa seperti tak asing dengan sosok yang terbingkai itu.

“Hemia, siapa orang di foto ini?” tanyanya kepada Hemia.

“Ah, itu adalah foto Kakek Buyutku semasa hidup, dengan sahabatnya bernama Nic, Artificer pertama yang berhasil membuat Automaton seperti kataku tadi” jawab Hemia.

“Konon foto itu diambil ketika mereka sedang mengerjakan proyek automatonnya, di tahun 1532 kalau tidak salah” sambungnya.

“Memangnya sekarang tahun berapa?” tanya Kairnt.

Hemia dan Flugel bertatapan.

“1743” Hemia menjawab. Kairnt terlihat mengangguk dan memperhatikan kembali foto tersebut. Ia merasa tak asing, namun tidak bisa mengingat apapun.

“Baiklah, Kairnt” Hemia memanggil Kairnt, sembari meregangkan otot-otot tubuhnya. 

“Keberadaanmu disini sungguhlah anugrah buatku. Cita-citaku adalah menjadi Artificer hebat seperti nenek moyangku. Membuat automaton adalah tujuan awalku, jadi... bolehkah aku menggunakan tubuhmu sebagai alat pembelajaran ku?” pinta Hemia kepada Kairnt. Hening, tak ada jawaban. Hanya suara cicak yang menyambut.

“Tenang saja, aku berpengalaman kok, sebagai balasannya, nanti aku akan meremajakan tubuhmu, agar tak ada lagi suara aneh keluar dari tubuhmu” lanjut Hemia berusaha meyakinkan Kairnt.

Kairnt tetap diam, ia melihat barang eksperimen gagal yang tergeletak di lantai, cukup lama, hingga Hemia dan Flugel juga ikut memandang. Kairnt memalingkan wajahnya dan menatap mereka berdua.

Lihat selengkapnya