Kairnt keluar dari bangunan dan menguncinya dari luar. Sinar matahari sekali lagi menghangatkannya, ia rindu dengan kehangatan ini. Ia segera pergi menuju kedai. Dengan pedang yang disarungkan di punggung dan belati, gulungan serta foto yang ia bawa dengan kedua tangannya. Pancaran surya memperlihatkan tubuh besi Kairnt yang penuh debu dengan bekas gigitan dari serangan para monster yang menginvasi bekas penginapan tersebut.
“Oh Kairnt. Wah lihatlah tubuhmu! Kau tak apa?” ucap Mardudd ketika Kairnt masuk ke dalam kedai.
“Tak apa, nanti aku akan ke Hemia untuk menanyakan hal ini. Tapi, monster di dalam sungguh kuat” jawab Kairnt sembari duduk di kursi depan meja saji Mardudd.
Menyerahkan belati ke Gar “Oh iya Paman Gar, ini belati yang kau cari”.
“Maaf tadi sempat ku pakai untuk melawan laba-laba, tapi berkat belatimu aku selamat, dan juga aku menemukan gulungan serta foto ini” lanjutnya, sambil menyerahkan barang-barang lainnya di meja depan Gar.
“Wah terimakasih banyak! Kau bisa diandalkan ternyata hahaha” ucapnya sambil mengambil belati miliknya.
“Kau bunuh berapa monster di sana?” lanjut Gar bertanya ke Kairnt sembari meraih gulungan dan foto di depannya.
“Hmm, Tiga tikus raksasa, Enam Laba-laba raksasa dan Satu Black Widow” jawab Kairnt.
“BLACK WIDOW?! KOK BISA ADA DI TEMPAT INI?” ucap Mardudd dengan kaget, dan membuat Gar kaget karenanya, terlihat ia mengelus dadanya.
“Setelah ini aku harus melaporkan ke Flugel” lanjutnya.
“Kenapa memang?” tanya Kairnt
“Selama bertahun-tahun aku disini, menghimpun dan menyebarkan informasi bagi para warga dan petualang disini, tak pernah sama sekali petualang yang melawan Black Widow disini, kalau di kota sebelah aku pernah mendengarnya, namun di desa ini belum, makanya aku perlu melaporkan ke Flugel, mungkin beliau bisa meng-investigasi lebih lanjut dengan warga lainnya” jawab Flugel, sembari ia mencari lembaran kosong di jurnalnya untuk diisi.
Masih mengelus dada. “Wah sepertinya bahaya sekali” kata Gar
“Ngomong-ngomong, ini hadiah atas kerja kerasmu, 25 Gold Coin dan gulungan yang kau temukan tadi” lanjut Gar sembari memberi satu kantong besar berisi koin emas dan gulungan yang masih tersegel.
“Terimakasih banyak Paman Gar, tapi memang apa isi gulungan ini?” kata Kairnt sembari mengambil kantong emas dan ditaruh di meja bersama dengan gulungan itu, tanpa mengecek isi kantongnya.