Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #14

Misi (6)

“Cit.. Cit.. Cit..” terdengar suara seperti tikus ketika Kairnt dekat dengan semak-semak di sekitar pohon. Ketika ia menoleh, tiba-tiba ia diserang dengan tikus yang melompat dari semak-semak ke arah wajahnya. Kairnt yang tanpa persiapan, kaget dan terpental karena serangan telak ini. Parahnya lagi, tidak hanya satu, namun ada tiga tikus yang ukurannya raksasa, seperti yang ia temukan di bekas penginapan milik Gar. Merasa tak ada cara lain, Kairnt mengambil pedangnya dan siap untuk bertarung.

Segerombolan tikus mulai menyerang satu persatu dengan kombinasi, dua serangan awal berhasil mengenai kedua kaki Kairnt, namun serangan ketiga ia berhasil menghindarinya.

“Grrahh!” tak lama, terlihat Handar menyambar satu tikus raksasa dengan kecepatan cakarannya. Ternyata sedari tadi dia menunggu momentum. Kini dihadapan Kairnt terdapat satu Handar dan dua Tikus, yang sekarang menjadi rekan Kairnt karena kematian satu temannya. Kedua Tikus menyerang Handar secara bersamaan, melihat ada celah, Kairnt pun ikut menyerang, namun berkat kelincahan Handar, ia berhasil menghindari tiga serangan beruntun itu, bahkan ia berhasil menghabisi satu lagi Tikus dengan gigitannya. Terlihat Handar mendongak ke atas sambil meminum darah segar dari Tikus di mulutnya, dan melemparkannya ke tanah. Tersisa satu Tikus, ia tak gentar, kali ini mencoba menyerang dengan melompat ke arah kepala Handar. Serangan ini berhasil membuat Handar kewalahan, tanpa melewatkan kesempatan, Kairnt mendekat dan menebas bagian perut Handar. Entah mendapatkan kekuatan dari mana, namun hentakan serangan melintang Kairnt berhasil membelah tubuh Handar menjadi dua bagian dan mati seketika.

Terlihat si Tikus sangat kesal dengan Handar, walau sudah tak bernyawa, si Tikus tetap menyerang dan menggerogoti bagian kepala Handar. Kairnt yang merasa tidak punya waktu banyak dan segera pergi kembali ke Desa, ia mengambil belati pinjamannya, menebas Kepala Handar yang dihinggapi si Tikus, lalu ia menguliti kulit yang tidak sempurna ini, karena terpisah menjadi dua bagian, ia hanya berharap Rotmiir mau menerima kulit ini. Tak lupa ia juga mengambil cakar Handar. Kini ia mendapat satu kulit handar yang jadi dua bagian dan empat cakar, yang berarti kini berhasil terkumpul Dua Kulit dan Tujuh Cakar Handar. Setelah selesai menguliti dan memasukkannya ke ransel, Kairnt bergegas untuk kembali ke desa, meninggalkan Tikus dengan kepala Handar yang kini telah kehilangan beberapa bagian moncongnya.


Kairnt berjalan kembali ke Desa, entah kini pukul berapa, namun ia dapat mengira dengan posisi Selene yang hampir mencapai puncak, sehingga ia berasumsi diantara jam set 11 atau 11 malam. Kairnt mempercepat langkahnya, kini ia sampai di tanah lapang dan masih berjalan. Namun ketika sampai di persimpangan yang tadi Kairnt mengarah ke area seperti bukit, ia tidak menyadari jika ada empat orang berjubah, tiga memakai jubah putih dan satu memakai jubah merah. 

“Hei Berhenti!” teriak salah satu seorang berjubah putih.

“Apa yang kau lakukan disini?! Bukankah kalian para Mithral Factory sudah gagal?!” lanjutnya bertanya dengan nada tinggi dengan tangan menunjuk ke arah Kairnt.

Mengangkat kedua telapak tangan ke udara. “Bukan, kau salah sangka, aku bukan dari Mithral Factory!” seru Kairnt.

Lihat selengkapnya