Hembusan angin menerpa semua makhluk di Desa Votun, ditambah mendung yang mendukung suasana suram akibat kabar dari Arnaud tentang para Froskur yang mulai mendekati desa, lagi.
“Dimana kau melihat mereka?” tanya Flugel dengan nada tenang, namun terlihat tangannya mengepal.
“Bangunan Tua yang di dekat Sungai Besar di bagian Barat. Ketika aku sedang mencari tanaman herbal, aku melihat beberapa Froskur masuk ke bangunan itu. Sepertinya mereka menjadikan Bangunan Tua itu sebagai markas kedua mereka” ucap Arnaud yang gemetar sambil memegang gelas.
“Hah... Sudah kuduga ini akan terjadi” ucapnya sembari membuang nafas panjang, kemudian menarik nafas dalam.
“Para warga sekalian. Tenang Saja, tak usah khawatir, aku punya rencana untuk mengusir para Froskur dari Bangunan itu. Bahkan dari Pulau ini! Jadi kembalilah bekerja dan serahkan urusan ini padaku!” teriak Flugel sembari menenangkan para warga.
Flugel melihat ke arah warga dan menemukan Kairnt bersama Rotmiir disana. Ia mendekati mereka.
“Kairnt, bangunkan Hemia dan tunggu di rumahku ya” ucapnya dengan tenang.
“Rotmiir, mungkin nanti sore kita bisa berbincang dengan warga lain” lanjutnya. Kairnt dan Rotmiir mengangguk pelan mengisyaratkan setuju dengan Flugel.
“Ireim! Ikut aku, bawakan kunci “itu” juga!” teriak Flugel sembari lanjut berjalan ke sebuah arah.
“Siap Pak!” jawab Ireim dengan nada tinggi yang kini berjalan mengikutinya dari belakang.
“Ayo, ayo kembali bekerja! Kita tak akan dapat uang jika bermalas-malasan seperti ini!” teriak Rotmiir memecah kerumunan, sembari mengusir beberapa warga yang berkerumun disana. Terlihat warga mulai bubar dari kerumunan. Beberapa warga mengerumuni Arnaud, dan membawanya ke sebuah tempat untuk beristirahat.
“Hemia! Hemia!” teriak Kairnt sambil menggedor-gedor pintu sebuah ruangan tertutup di dalam Workshop.
“Hemia! Hemia! Bangunlah, keadaan darurat!” teriak Kairnt sekali lagi dengan gedoran pintu yang semakin keras.
Tak lama, pintu terbuka. Terlihat Hemia dengan rambut berantakan dan muka merah sambil membawa palu di tangan kanannya.
“Sialan Kau! Berani-beraninya mengganggu tidur berhargaku!” teriaknya sambil memukulkan palu kecil dengan sekuat tenaga ke wajah Kairnt. Kairnt terlempar dan mendarat di tembok di bawah jendela di seberang kamar Hemia.
“Tenanglah Hemia, aku disuruh Flugel untuk membangunkanmu” ucap Kairnt dengan tubuh gemetar dan mengangkat satu tangan tanda menyerah. Hemia berjalan perlahan dengan palunya yang digenggam erat, terlihat urat di sekujur tangannya.
“Ini keadaan darurat, kita harus berkumpul di rumah Flugel sekarang” lanjutnya dengan tubuh semakin gemetar melihat suasana kemarahan Hemia. Hemia kini berada di depan Kairnt dan bersiap untuk menyerang sekali lagi.
“Ras Froskur mendekat!” teriak Kairnt sembari menutupi area wajah dengan kedua tangannya bermaksud menghalau serangan Hemia.
“Ah, menyebalkan sekali, kau tunggu saja di rumah Flugel, aku mau bersiap dulu” ucap Hemia sembari menurunkan palu miliknya, dan berjalan kembali ke kamarnya”
“Oke...“ Kairnt menjawab singkat dan pelan, sembari melihat Hemia berjalan dengan sedikit terhuyung, selain itu ia juga merasa sangat lega dan bersyukur.