Kini mereka berempat telah melewati gerbang penjaga, sebelum berjalan lebih jauh, langkah mereka dihentikan oleh Larrick.
“Ok, sesuai pengalamanku dalam penjelajahan, mungkin kita bisa memilih siapa yang memimpin ekspedisi ini?” tanya Larrick mengajak berdiskusi.
“Aku tidak mungkin untuk peran itu, terakhir kali aku berpetualang di sekitar sini sering tidak fokus, takutnya malah membawa malapetaka bagi kita” ucap Kairnt sembari mengangkat satu tangannya di dada.
“Aku juga tidak, aku lebih nyaman berada di posisi belakang kalian” ucap Tsibil.
“Bagaimana Nona Kacamata? Kau juga penduduk asli pulau ini kan?” tanya Larrick pada Hemia.
“Baiklah kalau begitu, Aku siap memandu kalian!” seru Hemia sembari menyiapkan Crossbow-nya.
“Dengan senang hati” ucap Larrick.
“Ok, formasinya adalah Aku di paling depan sebagai pemandu, Kairnt di belakangku dan bersiap jika ada serangan, Kak Larrick yang bantu memantau situasi jika aku terlewat dan Kak Tsibil yang menjaga bagian belakang dan menjaga kita semua, bagaimana semua?” jelas Hemia yang berakhir dengan pertanyaan kepada teman-temannya. Ketiga orang lainnya setuju dan mengangguk dan perjalanan-pun dimulai.
Tim ekspedisi berjalan sesuai formasi dengan urutan Hemia, Kairnt, Larrick dan Tsibil. Sejauh ini tidak ada masalah menghampiri mereka. Sampailah mereka di persimpangan, jika lurus menuju tanah lapang dan ke kanan menuju arah seperti bukit.
“Begini teman-teman, pada saat Aku berpetualang kemarin, aku sempat mengambil arah kanan dan memantau keadaan sekitar, namun hanya terlihat tanah lapang dan beberapa semak-semak saja. Jadi kita sebaiknya ambil jalan lurus” ucap Kairnt memberitahu teman-temannya.
“Kak Larrick, bisa tolong untuk naik dan mengamati dari atas?” tanya Hemia, sembari ia melihat peta miliknya.
“Laksanakan kapten” ucap Larrick yang langsung berlari dengan kaki kecilnya, namun anehnya tidak terdengar seperti orang berlari karena langkah kakinya hampir tak terdengar. Tak lama, Larrick-pun kembali.
“Ok, menurut penglihatanku, di tanah lapang, sekitar 50 meter dari sini, ada sekelompok manusia bertudung disana, sepertinya sedang berdoa karena melakukan gerakan tertentu dan berulang” Larrick menjelaskan keadaan di depan mereka.
“Sepertinya, itu adalah para pemuja kultus yang sama seperti yang menyerangku semalam. Berhati-hatilah, sepengetahuanku mereka yang bertudung merah dapat mengeluarkan ilmu sihir” ucap Kairnt memberitahu informasi kepada teman-temannya, dan mereka mengangguk tanda paham.
Hemia memimpin perjalanan seperti sebelumnya hingga kira-kira sekitar berjarak 20 meter lagi dari para pemuja kultus seperti yang diberitahu Larrick, Hemia dengan tangan kanannya yang terlihat turun perlahan-lahan, mengisyaratkan agar mengendap-endap dan melewati para pemuja kultus. Namun, Tsibil yang kurang familiar dengan daerah ini tidak bisa mengikuti langkah teman-teman di depannya sehingga menimbulkan suara yang cukup kencang, yang mana suara tersebut terdengar ke telinga para pemuja kultus yang sedang beribadah.
Sambil mengeluarkan golok miliknya. “Siapa Disana?!” teriak salah satu pemuja kultus yang memalingkan wajahnya ke sumber suara. Diikuti rekan-rekannya.