“Ssssstt... ssahh!!” desis salah seekor ular berbisa mendekati Kairnt dan langsung menyerang dengan gigitannya. Terlihat bekas gigitan di armor Kairnt, disertai dengan cairan berwarna kuning yang mengalir.
“Kairnt!” teriak Hemia dari belakang ketika Kairnt menerima gigitan ular berbisa. Hemia memasang baut panah di crossbownya dan mengincar ular berbisa yang menyerang Kairnt, namun karena terhalang dengan rerumputan tinggi di sekitarnya, tembakan Hemia tidak mengenainya.
Satu ular lainnya mendekati Kairnt dan mencoba menggigit dengan gigitan beracunnya ke arah kaki, dan terlihatlah bekas gigitan beserta bisa yang mengalir di kaki Kairnt.
Tsibil mengeluarkan Rapier dari sarungnya, mendekati Kairnt dan mencoba menyerang ular berbisa di hadapan Kairnt yang terhalangi rerumputan tinggi, dan serangan Rapiernya hanya menebas beberapa rumput.
“Cih, rumput sialan” ucap kesal Tsibil.
Giliran ular lainnya, namun kali ini mendekati Tsibil dan mencoba menyerangnya.
“Ssst… tsah!” desis ular berbisa tersebut sambil melompat ke badan Tsibil. Tsibil secara refleks bertahan dengan Rapier-nya. Entah karena lompatannya yang kurang akurat, ular tersebut malah tertancap di rapier milik Tsibil dan meregang nyawanya.
“Eh..." ucap Tsibil heran.
“Kerja bagus Tsibil” ucap Kairnt menyemangati, lalu mengayunkan pedang besarnya secara menyilang ke ular berbisa di depannya, dan berhasil menebasnya bersama dengan beberapa helai rumput.
Berjalan mendekati Kairnt dan mencoba menyerang ular berbisa satu lagi di hadapan Kairnt. “Kerja bagus kalian berdua”, ucap Larrick sambil menusuk ular berbisa tersebut dengan cepatnya, sehingga ular berbisa tersebut tidak sempat bereaksi dan mati.
Melihat rekan-rekannya mati, tiga ular berbisa yang tersisa langsung maju bersamaan, masing-masing ke Kairnt, Tsibil dan Larrick.
“Tsah! Tsah! Tsah!” terdengar desisan ular tersebut menyerang secara bersamaan. Ketiga serangan tersebut mengenai masing-masing targetnya, Kairnt di betis, Tsibil dan Larrick di bagian tangannya. Terlihat bekas gigitannya, Tsibil dan Larrick terkena bisa ular tersebut, sedangkan di Kairnt, bisa ular tersebut hanya mengalir keluar tubuhnya.
“Ah sial!” seru Larrick sambil memegang tangan yang digigit ular berbisa.
“Kakak-kakak!” teriak Hemia di bagian belakang setelah melihat ular berbisa tersebut melompat menyerang Larrick dan Tsibil.
“Aaah! Kurang ajar!” lanjut Hemia marah dan langsung mengisi crossbownya dengan baut panah, karena saking kesal dan marahnya, Hemia menembak dua baut panah tersebut dan masing-masing bullseye mengenai tepat di kepala ular berbisa yang menyerang Tsibil dan Larrick.
“Kerja bagus Hemia!” seru Tsibil sambil mendekati ular di depan Kairnt dan mencoba menyerangnya dengan Rapier miliknya, namun karena ada rasa sakit tiba-tiba di bekas gigitan membuat Tsibil kehilangan konsentrasi dan serangannya meleset.
Kairnt melihat sisa satu ular di hadapannya, dengan tenang dia mengangkat dan menyerangnya secara vertikal ke ular berbisa tersebut, tak sanggup menghindar, ular tersebut mati terbelah menjadi dua bagian.