Tsibil mencoba menghiraukan tensi antara Kairnt dengan Handar putih di dekatnya, karena di hadapannya ada seekor Warg yang tadi berhasil mencakarnya. Tsibil mencoba menusuknya dengan Pedang lancipnya, namun berhasil dengan mudah dihindari oleh Warg.
Gantian Warg yang mencoba menggigit Tsibil setelah berhasil menghindari tusukan Rapier miliknya, namun Tsibil juga dapat menghindari gigitan darinya.
Hemia yang berada di dekat Tsibil berusaha menembak Warg dengan crossbownya, namun arah projektil tersebut terlihat sehingga dengan mudah Warg tersebut menghindar dengan melompat ke samping.
“Ahh Sial!” seru Hemia kesal.
“Tenanglah Hemia” ucap Tsibil berusaha menenangkan. Terlihat wajah Hemia kecut dan memajukan bibirnya.
Handar putih yang sedari tadi bertukar pandangan tajam dengan Kairnt mulai melancarkan serangan berupa cakar ke arah Kairnt.
“Kau akan membayar nyawanya dengan nyawamu manusia besi!” seru Handar putih sambil mencakar Kairnt. Dengan tenang tanpa sepatah katapun, Kairnt menghadang cakar tersebut dengan pedang besarnya. Kedua makhluk ini pun mundur. Giliran Kairnt melancarkan serangan dengan serangan rendah ke arah pinggang Handar putih di hadapannya, namun berhasil dihindari dengan lompatan tinggi.
Setelah berhasil mendarat dengan sempurna, tiba-tiba Handar putih itu sadar bahwa ada yang benda yang mengarah ke kepalanya dengan cepat. Setelah merubah posisi kepalanya sehingga benda tersebut melesat, mengenai sebuah pohon dan jatuh ke tanah. Benda tersebut ternyata adalah sebuah pisau lempar milik Larrick.
“Aku bisa mengetahuimu Pria Kecil!” seru Handar putih berusaha memprovokasi.
“AAAUUU!!!” lanjut Handar putih itu melolong dengan kencang. Tak lama datanglah Tiga ekor Handar dari gua dan menuju medan pertarungan.
“Sial! Bala bantuan datang lagi! Berhati-hatilah!” teriak Tsibil memberitahu teman-temannya.
Tsibil mengarahkan Rapiernya ke badan Warg di hadapannya, berhasil menembus tubuhnya. Ketika ini terjadi, Warg tersebut mencakar Tsibil di area lengan. Sehingga Rapier tersebut tercabut dari tubuh Warg. Pertarungan mereka saling menimbulkan luka yang cukup menyakitkan.
“Cih” ucap Tsibil kesal.
Hemia yang mulai kesal, dia mengalungkan crossbow ke punggungnya. Mengambil sebuah tongkat sihir dari dalam tas selempangnya. Mengarahkannya ke Warg di depan Tsibil.
“Magic missile” ucap Hemia. Lalu, dari ujung tongkat tersebut keluarlah semacam bola magis berwarna ungu dan melesat ke arah kepala Warg tersebut. Warg yang tidak menyadari serangan ini, terkena kepalanya dan kini terasa pusing serta pandangannya mulai kabur.