Helios sedang duduk di singgasana tertingginya. Terlihat keringat membuat kulit para petualang, selain Kairnt, menjadi berkilauan. Setelah beristirahat sambil memakan bekal makanan berupa buah-buahan dan daging yang dikeringkan kurang lebih satu jam dan berjalan melewati Lembaran Hijau tanpa mendistraksi para Ular Berbisa yang menghuni disana. Saat ini keempat petualang pergi menuju ke selatan untuk mencegat para pemuja kultus yang sedang membawa artifact Mindsunder.
Saat ini formasi petualang agak berbeda, di posisi depan terdapat Hemia dan Tsibil, disusul oleh Larrick dan Kairnt di paling belakang.
“Hei, beritahu aku tentang ilmu magis tentang botol penyembuh itu” ucap Tsibil ke Hemia.
“Ah itu, ilmu magis itu setahuku hanya dipelajari oleh para Artificer, namanya adalah Curative Admixture”
“Sejatinya itu adalah sebuah potion yang dipapar oleh ilmu magis, sehingga ketika sepersekian detik sebelum menghantam targetnya, dapat pecah dan cairan didalamnya dapat menyembuhkan targetnya” jelas Hemia.
“Ada ya ilmu magis seperti itu, sayang sekali para Wizard tidak dapat mempelajarinya”
“Ah sial, aku ingin belajar ilmu magis itu” ucap Tsibil sambil menggaruk belakang kepalanya karena sedikit kesal.
“Tenanglah Kak Tsibil. Lagian kakak punya banyak ilmu magis yang berfokus pada serangan bukan. Kami para Artificer hanya menggunakan ilmu magis untuk membantu rekan-rekan, jarang sekali untuk menyerang musuh. Jadi kita punya peran yang berbeda-beda” jelas Hemia.
“Aku tahu itu, kau tak perlu menceramahiku” ucap Tsibil sambil memalingkan muka karena semakin kesal. Terlihat Hemia tersenyum canggung.
“Namun, jika aku punya ilmu sihir penyembuhan, julukan ‘The Versatile’ ku akan lebih kuat dan tanpa cela kan” ucap Tsibil.
“Untuk itu mungkin kakak nanti bisa beli tongkat sihir penyembuhan aja sih, walaupun setahuku harganya mahal” balas Hemia.
“Nah itu juga ingin kutanyakan, boleh kulihat tongkat sihir Magic Missile-mu?” tanya Tsibil dengan tangan kanannya terbuka sambil bergerak melambai, seakan menyuruh Hemia mengambil tongkat sihir miliknya.
Mengeluarkan tongkat sihir dari tas. “Ini Kak” ucap Hemia sambil menyerahkan tongkat sihirnya pada Tsibil.
Menggenggam dan merasakan tongkat sihir. “Hmm, cuman tersisa sedikit ya, Enam kali”
“Berapa kau beli tongkat sihir ini?” tanya Tsibil.
“Sebenarnya itu tongkat yang ditemukan Mevir jauh sebelum kejadian ini. Kira-kira setahun lalu lah, karena nantinya tidak berguna jika digunakan oleh Mevir, akhirnya ku simpan dan sekarang kubawa untuk ekspedisi ini” ucap Hemia.
“Dan dulu kondisinya juga cuma berisi Sembilan charge, mungkin bekas milik pengguna ilmu magis yang terjatuh atau tewas dalam pertempuran dan tersapu oleh air laut” lanjut Hemia.
“Oh begitu, lumayan beruntung kau ya” ucap Tsibil sambil mengembalikan tongkat sihirnya.
“Begitulah kak” jawab Hemia sambil mengambil tongkat sihirnya dan memasukkan ke tas.