Menunjuk. “Kalian, bawa Mindsunder itu melewati portal” ucap Sezac.
“Siap kapten!” seru pembawa Mindsunder.
“Ayo, akan kulindungi” ucap satu jubah putih.
“Kami akan melindungi kalian juga” ucap satu jubah merah yang menunjuk dirinya dan satu jubah merah lainnya.
“Bagus, kalian hadangi mereka agar tidak menyentuh Mindsunder itu!” seru Sezac.
“Siap kapten!” seru ketiga pemuja kultus yang tadi mengajukan diri.
Terlihat lima orang pemuja kultus mulai berlari menuju portal dengan sekuat tenaga. Terlihat para petualang mulai bereaksi mendekat, namun para pemuja kultus ini juga cerdik. Dua berjubah merah menahan Kairnt dan Tsibil, sedangkan satu jubah putih menahan Larrick di dekat portal, sehingga pembawa Mindsunder berhasil masuk ke dalam portal.
“Sial! Minggir!” teriak Tsibil.
“Tenanglah, jangan terburu-buru begitu, mari kita bermain-main sebentar” ucap si Jubah Merah di depan Tsibil.
“Kalian mengganggu sekali ya” ucap Larrick.
“Sebenarnya jika kalian tidak ikut campur sih semua akan baik-baik saja kan” ucap si Jubah Putih.
“Sezac! Ku akui mereka merupakan orang-orang yang kuat!”
“Terutama si Meka dan si kecil itu!”
“Jadi, mungkin kau bisa menonaktifkan portal ini agar mereka tidak bisa pergi ke Feylands Groove!” ucap Gelhard dengan cukup keras.
“Baiklah Gelhard, mari kita bawa mereka ke hadapan Frytayr yang Agung!”
Mengangkat tinggi sebuah batu bertuah dan meremasnya hingga hancur. “Mari kita mulai penyembahan terakhir bagi Frytayr!” ucap Sezac. Tak lama, tanah bergetar cukup kencang dan perlahan-lahan portal itu tertutup tanpa jejak.
“BAJINGAN KALIAN SEMUA!” teriak Tsibil sambil menahan kesakitan.
“Hei tenanglah telinga panjang, kita memang terlambat, namun pasti ada jalan lain menuju Feylands Groove apalah itu! Fokuslah pada keselamatan kita dahulu!” seru Larrick mencoba menenangkan.
“AAAHH!!” teriak Tsibil frustasi.
Kairnt yang dihadang oleh Jubah Merah langsung menebasnya dengan serangan horizontal miliknya.
“Minggir kau!” seru Kairnt. Terlihat si Jubah Merah berusaha menahan dengan kedua tangannya, namun karena tebasan Kairnt terlalu kuat sehingga kedua tangannya putus bersamaan dengan kepala serta badannya yang terbelah. Darah segar mengucur di sekitar Kairnt.
“Yo, pendosa. Mari kita lanjutkan acara kita” ucap Gelhard sambil mengayunkan bilah belatinya. Namun Tsibil berhasil menghindarinya, walaupun sedikit kesusahan karena luka yang diderita.
“Jangan harap makhluk sepertimu dapat membunuhku dengan mudah” ucap Tsibil. Gelhard hanya menatapnya dengan tatapan nanar.
Sezac tetap berada di tempatnya berdiri. Dia mengambil golok dari sarungnya.