Matahari kini sudah tidak tegak lurus di angkasa, lebih condong ke barat. Terlihat Larrick sedang mengambil bilah belati milik Gelhard dan Sezac, disisi lain Hemia sedang menyembuhkan Kairnt dengan ilmu magis miliknya dan Tsibil yang duduk di dekat mereka dengan gelisah.
“Kalian sudah selesai bersenang-senangnya?”
“Sepertinya kita harus segera pergi ke Bangunan Terbengkalai yang dihuni para Froskur itu” ucap Tsibil.
“Tenanglah kuping panjang, kau ingin segera mencari Mindsunder itu lagi kan?” ucap Larrick sambil melihat dua bilah belati baru yang diambilnya dari jasad Gelhard dan Sezac.
“Sudah ku beritahu kan tentang bahayanya Mindsunder jika berada di tangan yang salah, dan para pemuja golok itu salah satunya” jawab Tsibil.
“Sesuai perkataanmu juga, tidak mungkin para Sepuluh Kebajikan diam saja kan ketika mengetahui si Pemuja Kultus Frytayr mendapat artifact itu” ucap Larrick.
“Ya kalau mereka tahu tentang kejadian ini” jawab Tsibil.
Menoleh. “Hmm, nona kacamata, apakah di Desa ada Aerian Express?” tanya Larrick.
“Aerian Express tidak mungkin ada di Desa kecil seperti Votun kak, namun aku tahu jika kita menyebrang ke The Great Harbor, kita bisa menggunakan alat itu” jawab Hemia.
“Apa itu Aerian Express?” tanya Kairnt.
“Aerian Express adalah sebuah alat spesial dari Rumah Aerian yang memiliki spesialisasi transportasi dan pengiriman”
“Alat itu adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan surat kabar dan/atau barang, dari satu alat ke alat lain di lokasi yang berbeda dengan membayar sejumlah uang tentunya, dan itu sangat berguna bagi seluruh masyarakat. Namun sayangnya jumlahnya masih terbatas karena perawatannya menggunakan daya magis yang besar” jelas Larrick
“Dengan kata lain, kita harus segera pergi menyeberang ke The Great Harbor dan mengirim kabar ini ke Sepuluh Kebajikan bukan?” tanya Tsibil.
“Yah, sepertinya itu cara paling cepat” jawab Larrick.
“Baiklah, aku sudah selesai disini, mau berangkat sekarang?” tanya Hemia. Ketiga rekannya mengangguk setuju. Mereka mulai berjalan menuruni batu tinggi ini, meninggalkan jasad para pemuja kultus yang berserakan.
Setelah berhasil menuruni batu tinggi ini mereka lanjut menuju ke barat, ke tujuan utama ekspedisi ini. Formasinya seperti di awal perjalanan, dimana Hemia memimpin ekspedisi, disusul oleh Kairnt, Larrick dan terakhir Tsibil yang paling belakang. Selama perjalanan, mereka diiringi dengan hembusan angin yang semakin dingin karena malam mulai datang, ditandai dengan sinaran oranye menemani perjalanan mereka.
“Sepertinya kita perlu beristirahat dan melanjutkan perjalanan esok pagi” ucap Larrick.
“Aku setuju, karena akan berbahaya jika kita tetap berpetualang dengan pandangan yang terbatas”
“Aku juga mulai lelah karena energiku terkuras untuk menyembuhkan Kairnt” ucap Hemia.
“Maaf ya Hemia” ucap Kairnt.
Berbalik, berjalan mundur, mengangkat kedua tangannya ke dada. “Ah tidak apa Kairnt, itu memang sudah tugasku, terimakasih sudah menjadi petarung paling depan diantara kami semua” kata Hemia.
“Hahhh baiklah, sepertinya tidak ada pilihan lain. Ayo kita cari tempat yang pas untuk beristirahat”