Keempat petualang kaget dengan sup yang mereka makan karena terbuat dari daging Ghaya, seekor Monster Singa yang memiliki auman yang dapat membuat pendengarnya terjatuh.
“Berapa banyak Ghaya yang telah kau bunuh tuan?” tanya Larrick.
“Tak banyak, tapi cukup membuat mereka gentar untuk mencoba melawanku kembali hahaha” jawab Thalmund.
“Kalo kalian mau lagi, itu ada didalam kotak di dekat tenda” lanjut ucap Thalmund sambil menunjuk dengan jempolnya.
“Ah tidak usah, terima kasih” ucap Hemia dan Tsibil bersamaan.
Terlihat Hemia dan Tsibil telah menyelesaikan makanannya walaupun dengan perasaan aneh, namun karena enak rasa masakannya mereka akhirnya menghabiskannya, dan pamit untuk tidur terlebih dahulu. Tinggallah Thalmund, Larrick dan Kairnt yang bercerita bersama. Terlihat Thalmund menyiapkan tiga mangkuk dan tiga sendok untuk makan.
“Thalmund, aku tidak perlu makan, jadi aku tidak perlu hidangkan makanan untukku” ucap Kairnt.
“Hmm, apakah kau tidak lapar?” tanya Thalmund.
“Tidak, aku tidak pernah merasakan lapar” jawab Kairnt.
“Hmm, selain kebal racun kau juga tidak merasakan lapar ya. Makhluk yang menakjubkan” timpal Larrick.
“Aku punya banyak pertanyaan padamu, namun pertanyaan pertamaku adalah bagaimana kau dapat energi jika tidak makan?” tanya Thalmund.
“Kata Hemia, wanita berkacamata tadi yang juga seorang Artificer, tubuhku terdapat dua sumber energi utama, yaitu dari sumber energi yang berada di otak dan jantungku”
“Aku tidak tahu bagaimana cara mengisi energi itu, namun aku bisa menyerap hal yang berkaitan dengan sihir” jawab Kairnt.
“Bagaimana membedakan makanan atau minuman yang mengandung sihir?” lanjut tanya Thalmund.
“Entahlah, aku kurang tahu. Sebelumnya aku muntah ketika makan makanan rumah yang dihidangkan Flugel si Kepala Desa, namun aku dapat minum sebuah minuman spesial di kedai dalam Desa” jawab Kairnt.
“Minuman spesial? Apa itu?” tanya Thalmund.
“Minuman yang berbahan dasar sari gandum, jahe, kayu manis dan bumbu lainnya lalu diaduk menjadi satu, seingatku begitu” jelas Kairnt.
“Oh, begitu ya. Sebentar” ucap Thalmund. Lalu ia beranjak dari duduknya, bergerak ke sebuah kotak kayu di dekat tenda dan mengambil beberapa benda. Setelah kembali ke tempat duduknya, Thalmund menghidangkan satu mangkuk makanan yang dibuatnya.