Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #32

Pengakuan (1)

Kini kelima petualang masuk ke dalam Bangunan Terbengkalai dengan formasi yang berbeda ketimbang sebelumnya. Larrick berada di depan, tepat di belakangnya terdapat Kairnt dan Galahad. Paling belakang terdapat Hemia dan Tsibil.


Ketika masuk ke dalam Bangunan Terbengkalai ini, hal pertama yang menyambut mereka adalah bau debu khas bangunan yang telah lama tak pernah dibersihkan bertahun-tahun dan hawa lembab serta terlihat banyak sekali sarang laba-laba di dinding maupun atap bangunan.


Sepi, tidak ada Froskur yang berjaga di dekat pintu utama Bangunan Terbengkalai ini, mungkin saja ini ulah Galahad sebelumnya yang telah membunuh beberapa Froskur di halaman depan. Beruntunglah mereka tidak membuang energi untuk pertarungan awal. Kini mereka maju secara perlahan-lahan menyelami bangunan ini. Tak jauh, mereka dihadapkan dengan sebuah percabangan dua ruangan tertutup yang dipisahkan oleh tembok yang ditengahnya terdapat sebuah tuas putar di tengahnya.


Secara perlahan Larrick mendekati dan memutar tuas itu ke kanan sebagai satu-satunya opsi. Setelah berhasil memutar tuas itu, pintu sebelah kanan berhasil terbuka. Karena satu-satunya akses untuk menginvestigasi lebih dalam, mereka masuk ke dalam ruangan yang terbuka itu.

Namun, setelah beberapa langkah mereka berlima masuk ke dalam, tiba-tiba pintu tersebut tertutup dengan sendirinya. 


Menoleh ke belakang setelah mendengar pintu tertutup. “Eh? Teman-teman, sebentar” ucap Hemia.

Mendekat ke pintu yang tertutup dan melihat serta meraba tembok di sekitarnya dengan seksama. “Sepertinya, tidak ada mekanisme untuk membuka pintu ini” ucap Hemia.

Menunjuk arah yang sebaliknya. “Aku melihat di ujung sana terdapat sebuah mekanisme. Namun sepertinya untuk pintu tertutup di sebelahnya” ucap Kairnt.

“Dengan kata lain, kita harus kesana untuk keluar dari ruangan ini kan?” tanya Galahad.

“Benar, namun, bukankah ini terlalu mencurigakan?” ucap Larrick. Terlihat keempat rekannya diam mendengar pertanyaan itu. 

“Baiklah, kalian bertiga tetap berdiri disini dan jangan berpindah posisi sedikitpun”

“Hemia, bantu aku menyisir ruangan ini dengan teliti” ajak Larrick.

“Siap kak Larrick” balas Hemia. 


Terlihat Larrick dan Hemia mulai menyisir dengan perlahan namun seksama. Setelah menyisir lantai dan dinding batu yang berdebu serta terdapat banyak sarang laba-laba. Tak jauh dari tempat Larrick berdiri di awal, di tembok sebelah kiri, Ia merasakan ada sebuah susunan batu yang aneh karena sedikit menyembul keluar. Ia mengeluarkan perlengkapan Thieve's Tool miliknya, dan berhasil menemukan sebuah mekanisme rumit.

“Hei kalian, kemarilah” ucap Larrick. Terlihat keempat petualang lain mendekati Larrick.

Mengambil sebuah batu kecil di dekatnya. “Perhatikan ini” ucap Larrick sambil melemparkan batu ke arah pintu yang terdapat tuas di dekatnya. Ketika batu itu menyentuh tanah, tiba-tiba dari dinding sebelah kiri sekitar 5 meter dari mereka, keluar sebuah cairan berwarna kuning menyembur dengan kencang selama 3 detik per 5 detik sekali.

“Wah, untunglah kita belum berjalan ke arah sana. Cairan apa itu? Asam?” tanya Galahad.

“Sepertinya begitu, tidak mungkin kan hanya cairan biasa” ucap Larrick, yang kemudian mengutak-atik mekanisme rumit itu dengan perlengkapannya dan berhasil menonaktifkan jebakan itu.

“Para Froskur ini memiliki selera yang menarik kurasa” ucap Larrick sambil kembali memasukkan perlengkapan miliknya ke dalam tas.

Lihat selengkapnya