Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #33

Pengakuan (2)

Mendengar pekikan atas rasa sakit yang diderita Kairnt, Hemia bergerak mendekatinya.

“Tenanglah Kairnt, aku di belakangmu” ucap Hemia. Lalu ia mengulurkan tangannya dan memegang punggung Kairnt.

Repair” ucap Hemia. Terlihatlah daya magis berwarna ungu menyelimuti Kairnt. Walaupun tak sepenuhnya menyembuhkan, paling tidak dapat membuat Kairnt bertahan lebih lama.

“Terima kasih Hemia” ucap Kairnt.

“Bertahanlah” balas Hemia, lalu ia mundur beberapa langkah.


Melihat Kairnt terluka cukup parah, dikerubungi oleh tiga orang Froskur dan menjadi target utama. Tsibil memikirkan langkah yang sangat beresiko.

“Cih, situasinya sepertinya buruk” ucap Tsibil yang selanjutnya berjalan ke belakang tiga Froskur yang mengerumuni Kairnt. Tsibil menyarungkan kembali Rapier miliknya dan mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah para Froskur.

Burning Hands” ucapnya. Keluarlah jilatan api dari telapak tangannya dan diarahkan ke tiga Froskur yang kini membelakanginya. Ketiga Froskur tersebut terkena serangan api milik Tsibil, namun sepertinya mereka tidak merasakan apapun.

“Hahahahaha!” tawa ejek para Froskur.

“Cih, sepertinya serangan api kurang efektif bagi kalian ya!” seru Tsibil kesal.


Froskur yang lehernya digorok oleh Larrick merasa marah dengannya, sehingga mencoba menyerangnya dengan cairan asam karena terlalu dekat jika menyerang menggunakan crossbownya, namun dengan mudah Larrick menghindari itu.

“Sekali lagi!” serunya sambil mencoba menampar menggunakan tangan berselaput miliknya. Namun, karena tak terbiasa menyerang dengan jarak dekat, pergerakannya banyak celah sehingga Larrick dengan mudahnya menyerang balik sembari menghindari serangannya.

“Whoops” ucap Larrick sambil menusuk tubuh Froskur itu dengan dua bilah belatinya. Darah mulai keluar dari mulut Froskur itu dan terlihat sangat sekarat.


Froskur pembawa tombak di hadapan Kairnt mencoba kembali menyerang dengan gerakan menusuk.

“Rasakan ini!” serunya. Namun, lagi dan lagi, Kairnt masih dengan mudahnya menangkis serangan itu dengan pedang besarnya.

“Sekali lagi!” serunya ketika dengan cepat menarik tusukannya dan melanjutkannya dengan tebasan ke arah kepala Kairnt. Tebasan itu merobek pipi kanan Kairnt, dan keluar cairan segar dari luka yang terbuka itu.

“Ha!” seru Froskur itu.

Galahad yang tadi melihat serangan menyebar Tsibil menjadi terinspirasi. 

“Tutup telinga kalian!” teriak Galahad. Rekan petualangnya yang paham, langsung menutup telinganya. Sedangkan para Froskur yang tidak paham hanya melihatnya dengan heran. Dengan cepat Galahad mengambil Lute miliknya.

Lihat selengkapnya