Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #34

Pengakuan (3)

Melihat Froskur yang telentang, Hemia yang sedari tadi selalu gagal menyerang mencoba menenangkan diri. Sebelum melesatkan baut panahnya, Hemia menarik nafas panjang dan memusatkan pandangannya.

“Fuut!” terdengar suara baut milik Hemia melesat dan mengenai kepala Froskur yang terlentang itu. Karena serangan fatal itu, Froskur tersebut sekarat dengan baut panah menancap di kepalanya.


“Bagus Hemia!” seru Tsibil sambil berlari menuju Froskur yang terlentang itu dan berusaha menghabisinya. Namun tidak belajar dari kesalahan si Froskur, Tsibil yang berlari tidak sadar jika banyak darah di sekitar sana.

“AAAAAA!!!” teriak Tsibil yang terpeleset dan jatuh terlentang di lantai. Terlihat ia tidak berusaha untuk berdiri setelahnya dan terus menatap langit-langit yang tidak terlihat.


Melihat Tsibil yang terjatuh, Galahad dengan perlahan menuju Froskur yang terlentang itu, dengan satu gerakan pasti, ia menusuk seorang Froskur yang sudah sekarat tak berdaya itu tepat di jantung dan menghilangkan rasa sakit yang dideritanya.

Mendekat ke Tsibil. “Nona, kau butuh bantuan?” tanya Galahad sambil menyodorkan tangan kanannya, sambil bertekuk lutut sehingga celana yang dipakainya basah.

“Pergilah, tinggalkan aku sendiri” ucap Tsibil sedikit malu.


Disisi lain, Kairnt mencari dimana keberadaan Larrick. Setelah mencari dan memfokuskan pandangan ke ruangan gelap nan cukup besar ini, akhirnya terlihatlah Larrick dan Froskur pembawa Crossbow di arah Timur Laut. Melihat itu, Kairnt bergegas berlari kesana, namun jaraknya yang cukup jauh membuat Kairnt mengambil sebuah belati dari sarungnya.

“Firgam, pinjamkan kekuatanmu!” seru Kairnt sambil melemparkan belati itu dengan kencang dan akurat.

“AAAAKK!” pekik Froskur yang ternyata punggungnya menancap sebuah belati, dan membuatnya berbalik arah.

“Bagus!” ucap Larrick sambil langsung mengarahkan kedua belati miliknya ke arah kepala Froskur yang berhasil memenggalnya.


Pertarungan selesai dan pihak petualang adalah pemenangnya namun dengan bayaran yang cukup mahal karena beberapa dari mereka mengalami luka yang cukup parah. Kairnt yang tetap berlari akhirnya sampai ke tempat Larrick.

“Oh, ternyata tadi ulahmu manusia besi. Terimakasih, aku sangat terbantu” ucap Larrick sambil membersihkan dua belati miliknya yang penuh darah, dan memasukkannya ke dalam sarung.

“Lemparan yang bagus” lanjut Larrick. 

“Sepertinya lukamu cukup parah, kau tak apa?” tanya Kairnt.

“Apa maksudmu, sudah jelas aku kesakitan begini” jawab Larrick.

“Ah maaf maaf” balas Kairnt sedikit canggung.

“Hahaha, cuman bercanda, tapi memang sakit sih” ucap Larrick.

“Mau kugendong?” tanya Kairnt.

“Ah dengan senang hati” jawab Larrick. Sebelum itu, Kairnt mengambil belati milik Firgam yang masih tertancap di badan Froskur yang telah kehilangan kepalanya, membersihkannya beserta pedang besar miliknya dan memasukkan ke dalam sarung masing-masing. Setelah itu ia membopong Larrick menuju ke Hemia, Tsibil dan Galahad. Pada saat dibopong oleh Kairnt, Larrick sadar dengan luka yang dialami oleh Kairnt, bahkan terlihat jelas terdapat tombak yang menembus badannya.


“Hei, kau tak apa besi tua?” tanya Larrick.

Lihat selengkapnya