Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #41

Jeda (3)

Lampu gantung dihadapan selalu menemaninya pada saat tubuhnya diutak-atik oleh Hemia. Sudah lama ia tak berada dalam kondisi motionless state. Kondisi dimana panca inderanya masih tetap berfungsi namun mengalami 95% penurunan kepekaan. Entah berapa lama sudah ia berada dalam kondisi ini. Kairnt teringat jika Hemia sebelum melakukan penelitiannya berkata jika ini adalah mungkin menjadi kesempatan terakhir dapat belajar dari tubuh besinya, setelah dua penelitian yang lalu tentang mobilitas dan kerangka serta struktur tubuh. Entah telah berapa banyak cicak dan laba-laba yang lewat di langit-langit Workshop yang telah Kairnt lihat, ia tak dapat mengingatnya. Melihat dari cahaya yang semakin sedikit masuk ke dalam Workshop ini, sepertinya matahari mulai tergelincir yang nantinya akan diambil alih oleh bulan yang berjalan tegak ke angkasa.


Mendorong tuas. “Hup, akhirnya selesai” ucap Hemia yang kini terdengar jelas di indera pendengaran Kairnt.

Menoleh ke jam dinding. “10 jam, sepertinya ini penelitian terlamamu Hemia” ucap Kairnt.

“Ya begitulah, aku senang bisa mencari tahu semua yang aku butuhkan melalui tubuhmu” ucap Hemia.


Terlihat Kairnt mulai mencoba duduk di meja operasi ini. Disisi lain Hemia juga meregangkan tubuhnya setelah berkutat dengan mekanisme rumit selama 10 jam lamanya.

“Baiklah Kairnt, terima kasih banyak, kau sangat membantu”

“Aku ingin menuliskan semua temuanku” ucap Hemia.

“Baiklah Hemia, segera selesaikan dan istirahatlah ya” kata Kairnt.

“Baik Kairnt” ucapnya sambil mencoba mengeluarkan senyuman terbaiknya.


Kairnt bergerak mengambil perlengkapannya dan pergi dari Workshop milik Hemia. Tak lama pintu tertutup rapat, tanda Hemia tidak ingin diganggu.

“Baiklah, apa yang kita lakukan sekarang?” gumam Kairnt sambil meregangkan tubuhnya.

“Mungkin ke Kedai milik Mardudd pilihan yang paling tepat” lanjut gumam Kairnt dan pergi ke arah Kedai milik Mardudd. Setelah dekat, ia menoleh ke arah kanan dan melihat Flugel dan Gar berada di penginapan tua yang pernah dulu Kairnt masuk ke dalamnya untuk mengambil sebuah bilah Obsidian. Melihat itu, ia mendekat ke tempat Flugel dan Gar.


Flugel dan Gar yang sedang berbincang menyadari kehadiran Kairnt yang mendekat kearahnya.

“Sore, Flugel dan Paman Gar” ucap Kairnt sambil sedikit menunduk.

“Kairnt, ada perlu apa?” tanya Flugel.

“Tak apa, aku hanya bingung setelah membantu Hemia dalam penelitiannya. Hingga akhirnya aku melihat kalian berdua disini, dan aku menghampiri kalian” jelas Kairnt. Terlihat Flugel dan Gar mengangguk paham.

“Jadi, bagaimana kabar tentang bangunan ini?” lanjut tanya Kairnt.

Lihat selengkapnya