Tsibil yang telah tumbang masih mencoba menahan diri agar tetap sadar sambil menunggu bantuan dari teman-temannya. Pandangannya melihat angkasa yang semenjak pertarungan tadi mulai dipenuhi oleh awan-awan tebal.
“Uhuk..." batuk Tsibil yang disertai darah keluar dari mulutnya.
Disisi lain, Podg masih tertidur pulas dengan berwajah tikus karena efek lantunan dan senandung yang indah dari Galahad.
Seekor tikus yang tadinya menyerang Tsibil, melihat targetnya sudah tumbang menunggu kematian, berlari dengan sekuat tenaga diakhiri dengan lompatan dan gigitan ke arah leher Galahad. Galahad yang masih termenung dan terbayang-bayang senyuman Hemia tak mengelak dan lehernya terluka karena gigitan.
“Akh! Kau mengganggu lamunan indahku!” seru Galahad kesal karena terbangun oleh gigitan tikus raksasa itu.
Rekan tikus yang tadinya juga menyerang Tsibil, sekarang berpindah juga menyerang Galahad. Ia mencoba menggigit kaki Galahad, namun karena sudah sadar seutuhnya, Galahad berhasil menghindarinya dengan mudah.
“Tidak lagi!” seru Galahad.
Seekor tikus yang sebelumnya menyerang Larrick, kembali mencoba menyerang dengan melompat dan menggigit ke arah badannya yang penuh darah mengalir dari leher.
“Trang!” suara belati Larrick yang beradu berhasil menahan serangan gigitan tikus.
Berkat lantunan Galahad, Hemia berhasil melepaskan diri dari Podg dan segera pergi berlari menuju Tsibil yang sudah terkapar.
“Bertahanlah, ayo kita memenangkan pertarungan ini!” seru Hemia sambil meminumkan sebuah cairan berwarna merah darah ke dalam mulut Tsibil. Tak lama, terlihat tubuh Tsibil membaik dan beberapa luka di tubuhnya mulai tertutup.
“Terima kasih Hemia” ucap Tsibil, dibalas anggukan antusias oleh Hemia.
Melihat Tsibil sadar, seekor tikus yang juga bertanggung jawab atas sekaratnya Tsibil sebelumnya mencoba menyerang kembali Tsibil yang masih tergeletak. Entah kenapa, terlihat seperti meremehkan, pergerakan tikus raksasa ini seakan lambat sekali dalam melakukan serangan. Tsibil berhasil menghindar serangan tersebut dengan berguling dan langsung mengambil pedang pendek miliknya dan menggorok leher tikus itu hingga terputus.
“Ha!” seru Tsibil.
Larrick yang masih berhadapan dengan beberapa ekor tikus, mendekati salah satu dari mereka dan mencoba menyerang dengan kedua belatinya yang diselimuti oleh racun. Dari dua serangan itu, hanya satu serangan yang berhasil mendarat ke tubuh tikus raksasa targetnya, namun satu serangan saja cukup membuat tikus itu mati dalam keadaan keracunan. Terlihat busa putih keluar dari mulut tikus raksasa itu.
“Matilah!” seru Larrick.