Tsibil yang telah berhasil membakar tiga ekor tikus raksasa sekaligus, mengambil Rapier kesayangannya dan berlari mendekat ke arah Galahad yang sedang menghadapi empat ekor tikus raksasa. Ia menuju seekor tikus raksasa yang berada paling dekat darinya, dengan Rapiernya, ia menusuk tepat ke arah kepala tikus itu.
“Kruk!” suara pedang runcing Tsibil berhasil menembus kepala tikus raksasa itu. Keluarlah cairan putih bercampur merah dari lubang bekas tusukan Rapier milik Tsibil.
Podg hingga kini masih saja tertidur pulas menikmati mimpi indahnya, sementara para keluarganya satu persatu telah meregang nyawa di hadapan para petualang ini.
Satu diantara tiga tikus tersisa yang berhadapan dengan Galahad kembali melancarkan serangan pamungkasnya, yaitu melompat sambil menggigit targetnya. Dengan lompatan yang akurat tikus raksasa ini mencoba menggigit tubuh Galahad. Galahad yang mengetahui serangan ini berusaha menghindar, namun tidak cukup cepat sehingga gigitan itu mengenai lengan kanannya.
“Ah!” seru Galahad kesakitan dicampur kesal.
Hemia yang telah berhasil menumbangkan seekor tikus raksasa, mencoba kembali peruntungannya. Dengan cepat ia mengisi baut panah pada crossbow miliknya dan mengarahkannya ke satu ekor di hadapan Galahad.
“Pluk!” suara baut panah Hemia melesat dan menancap ke tanah. Tak mengenai tikus raksasa yang merupakan target tembakannya.
Larrick kini sedang dalam mode pembunuhnya, Ia yang sebelumnya menghilang tiba-tiba sudah berada di belakang Podg yang sedang tertidur pulas. Dengan liciknya, Ia membangunkan Podg dengan dua tusukan belati beracunnya tepat ke leher dan dada.
“Ciiiitt!!! Kraah!!!” seru Podg dengan kepala masih berbentuk tikus raksasa sambil mengeluarkan busa pada mulutnya.
“Selamat pagi putri tidur, sepertinya tidurmu nyenyak sekali” sapa Larrick sambil menarik kedua belatinya.
Merubah bentuk kepala ke manusia. “Berani-beraninya kau! Huak!” seru Podg yang sudah sekarat sambil batuk dan berusaha memuntahkan racun dalam tubuhnya.
Galahad yang masih berhadapan dengan tiga ekor tikus raksasa mencoba menusuk salah satu tikus raksasa. Namun serangannya berhasil dihindari dengan mudah.
“Sial!” seru Galahad.
Seekor tikus yang pada awalnya berhadapan dengan Larrick yang kini berhadapan dengan Kairnt mencoba menghantamkan dirinya pada tubuh Kairnt. Dengan lompatan yang cepat dan akurat ia berhasil menghantam tubuh besi Kairnt yang kurang sigap dalam menangkis serangan tersebut dengan perisai besinya.
“Hukh!” seru Kairnt yang terhentak sedikit ke belakang. Lalu kembali berdiri tegak dan mencoba menyerang dengan tebasan pedangnya, namun dengan mudah tikus itu menghindari serangan sehingga pedang tersebut menghantam tanah di dekatnya.