Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #48

Pembebasan (6)

Angin berhembus kencang di tengah-tengah obrolan pihak petualang dan Froskur yang bersekutu dengan Hagya. Entah kenapa cuaca hari ini sangat tidak konsisten, setelah berkali-kali awan menunjukkan kegagahannya di angkasa sana, sekarang giliran angin ingin unjuk kepiawaiannya. Disisi lain, pihak petualang yang sebenarnya marah mendengar perkataan para Froskur bahwa kabarnya Thalmund telah menemui ajalnya di tangan mereka di Markas.


“Heh, bicara apa kau?” tanya Larrick.

“Tak apa jika kalian tak percaya, kami berada di sini adalah bukti nyata jika Dwarf bodoh itu telah binasa” tegas Froskur itu.

“Bisakah kalian berhenti mengucapkan ‘Dwarf bodoh’?” giliran Galahad yang angkat bicara.

Menoleh satu sama lain, lalu kembali memandang para petualang. “DWARF BODOH!!! HAHAHAHAHA!!!” seru mereka bersama-sama dan diakhiri dengan tawa mengejek mereka.


Angin kembali hadir diantara mereka, terlihat rambut dan baju yang mereka kenakan bergerak mengikuti terpaannya. Selain itu, api amarah para petualang juga membara diterpa ucapan tak pantas layaknya angin ribut ke telinga mereka. Tak memiliki cara lain, para petualang secara serentak siap mengeluarkan senjata mereka untuk menghabisi para Froskur dan Hagya ini sesuai dengan gertakan mereka sebelumnya.


Perlahan tapi pasti, para petualang berjalan mendekat dengan tetap mempertahankan formasi terbaik mereka.

“Sepertinya kalian sudah siap. Mari kita antar kalian menemui Dwarf bodoh itu di neraka!” seru Froskur itu, dilanjutkan mempersiapkan senjata masing-masing dan menerjang para petualang.


Para petarung telah berada di formasi terbaik mereka. Hemia yang berada di giliran pertama langsung berjalan mendekati Kairnt yang berada di barisan depan, mengambil sebuah kepingan besi tua dari tasnya dan menyentuh pundak bidang Kairnt dengan besi tua itu.

Toughen Construct” ucap Hemia. Secara ajaib, kepingan besi tua itu berubah menjadi zirah besi transparan yang melindungi tubuh Kairnt.

“Jangan ragu Kairnt. Habisi mereka” ucap Hemia. Kairnt hanya membalas dengan sedikit menoleh dan mengangguk, lalu Hemia kembali agak mundur ke belakang.

“Lagi-lagi, ilmu magis baru, sial” ucap Tsibil pada Hemia, namun hanya dibalas senyuman oleh Hemia.


Galahad yang berada di barisan tengah antara Kairnt dan Hemia, mengambil Lute miliknya dan mulai memainkannya. Lantunan petikan indah disertai dengan nyanyian 

O Para petarung tangguh

Lihat selengkapnya