Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #53

Pembebasan (11)

Awan mendung disertai hembusan angin kencang yang selalu menemani perjalanan para petualang ini akhirnya mulai memuntahkan isi perutnya, hujan mulai turun membasahi. Terlihat pohon dan semak di sekitar menyambut air hujan ini dengan tarian sukacita mereka. Tanah pertarungan tempat mereka berpijak kini menjadi becek.


Ternyata, sukacita yang dirasakan pada tumbuhan sekitar tak menular ke pihak petualang, malah sebaliknya, karena ketukan air hujan ini membangunkan Hagya yang sedang pusing terkena kilatan petir ilmu magis Tsibil dengan dentuman ke atas kepalanya. Hagya yang berhasil meraih kembali kesadarannya, langsung menyerang Kairnt yang selalu berlindung di belakang perisai besi miliknya.

“Drung!” suara cakar yang berhasil dihadang oleh perisai besi milik Kairnt.


Hemia yang berada di dekat Tsibil merasa terancam karena seekor Hagya yang berhasil melompati garis depan dan langsung menantang Tsibil. Perlahan ia sedikit menjauh sembari mengalungkan crossbow ke punggungnya, diarahkannya telapak tangan kanannya ke arah Hagya di hadapan Tsibil.

Static Shock” ucap Hemia. Munculah sebuah kilatan listrik dari tangannya dan langsung menyambar tubuh Hagya tersebut, dan karena sengatan listrik yang begitu kuat, membuat tubuhnya bergetar dan kepalanya menjadi pusing. Tsibil yang melihat kejadian itu semua, menoleh ke arah Hemia dan mengacungkan jempol kanannya.


Seekor Hagya yang menerima tusukan pedang runcing milik Galahad berusaha membalas serangan tersebut dengan cakaran tangan depannya yang tajam.

“Fwush!” suara tebasan cakar yang mengenai angin dan air hujan, Galahad berhasil menghindari serangannya dengan sedikit berjongkok. Sepersekian detik setelah berhasil menghindar, kembali dengan pedang runcingnya ia berusaha menusuk dada Hagya yang berada di hadapannya. Namun karena pandangannya tertusuk oleh air hujan, serangannya meleset tak mengenai targetnya.


Berbeda dengan prajuritnya yang berhasil meraih kembali kesadarannya, Lev masih berkutat dengan rasa pusing akibat sengatan listrik yang sebelumnya mengalir dalam tubuh.


Kairnt yang berhasil menghalau serangan Hagya di hadapannya, berusaha membalas serangan tersebut dan mengesampingkan Lev terlebih dahulu. Dengan Bastard Sword miliknya ia menyerang dengan menebas secara horizontal.

“Sial” ucap Kairnt yang terpeleset karena pijakan kakinya mengenai tanah becek sehingga serangannya meleset.


Seekor Hagya lain yang juga berhadapan dengan Galahad berusaha menyerang dengan gigitannya. Namun berhasil ditangkis dengan Rapier dan tenaga Galahad.


Tsibil yang merasa takut dengan keberadaan Hagya di dekatnya, dengan segera ia menjauh sambil memegang baju basah yang ia kenakan. Mage Armor, sesaat setelah Tsibil mengucapkan dua kata itu, terlihat baju zirah transparan berwarna ungu menyelimuti tubuhnya.


Lihat selengkapnya