Un-Human Book. 1

P.W.Herlambang
Chapter #54

Pembebasan (12)

Hujan masih membasahi arena pertarungan antara pihak petualang dan aliansi Ras Froskur dan Hagya. Saat ini terlihat pihak petualang sangat unggul karena berhasil mengalahkan Empat Ekor Hagya, menyisakan satu pemimpinnya, yaitu Lev yang masih berdiri gagah melawan.


Hemia yang melihat Galahad terkapar dengan luka yang sangat fatal, ia mencoba berjalan tak terlalu mendekat, jarak yang sekiranya cukup untuk mengawasi semuanya. Segera, ia mengambil sebuah potion dan melemparkannya pada Galahad. Cairan yang bercampur dengan air hujan membasahi dan menyerap dalam tubuh Galahad, terlihat beberapa lukanya membaik secara ajaib.


Galahad yang merasa tubuhnya sedikit baikan, ia melihat ke arah Hemia dan mengacungkan jempol padanya. Galahad berusaha bangkit, dengan Rapier yang masih ia genggam, langsung menuusukkannya pada tubuh Lev yang berdiri gagah di hadapannya. 

“Hmph” pekik Lev ketika sebuah pedang runcing menusuk bagian perutnya, tak terlalu dalam.

“Kau tidak menarik” lanjut Lev sambil memegang tangan Galahad yang menusuk Rapier tubuhnya agar tak bergerak dan langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan kembali melahap tubuh Galahad yang tak mampu menghindar. Gigitannya menembus tubuh Galahad yang cukup atletis dan meminum darahnya. Setelah puas, tubuh Galahad dibantingnya ke tanah dengan cukup keras, sehingga Rapier milik Galahad terlepas dari genggaman tangan. Galahad berada di kondisi ambang kematian.


Kairnt yang melihat seluruh kejadian itu menyadari satu hal, setiap kali ia berhasil menggigit lawan dan meminum darahnya, luka-luka yang berada di tubuhnya ikut berangsur membaik.

“TEMAN-TEMAN, JANGAN BIARKAN LEV MEMINUM DARAH KALIAN, DIA BISA MENYEMBUHKAN DIRI DENGAN CARA ITU!!!” teriak Kairnt berusaha memberitahu teman-teman atas temuannya. Entah mereka mendengarnya atau tidak karena hujan yang cukup deras ini, namun yang pasti Lev mendengar hal itu.

“Kau cukup jeli juga Meka” ucap Lev sambil menjilati area sekitar mulutnya.

“Takkan kubiarkan kau hidup lebih dari ini” balas Kairnt.


Kairnt menggenggam erat Bastard Sword miliknya dan mengayunkannya sekuat tenaga. Lagi-lagi, cakar Lev tak cukup kuat untuk menangkis tebasan pedang Kairnt dan kini membelah perutnya. Terlihat luka yang cukup lebar terpampang pada perut berbulu putih miliknya.

“AAARRGGHH!!!” pekik Lev kesakitan karena tebasan Kairnt. Suaranya menggelegar layaknya halilintar di tengah hujan.


Suara pekikan Lev membangunkan Tsibil, ia masih memiliki tanggung jawab yang belum selesai. Dengan kondisi masih menangis, ia mencabut salah satu bulu matanya, mengambil sebuah permen karet dari tas miliknya, memasukkan dua benda itu ke dalam mulutnya dan mulai mengunyahnya.

“Tuan Welph, pinjamkan kekuatanmu padaku. Acid Arrow!” ucap Tsibil dan meludahkan campuran antara bulu mata dan permen karet miliknya yang secara ajaib berubah menjadi sebuah anak panah berselimut cairan berwarna hijau ke arah Lev. Anak panah itu melesat dan menancap ke badan Lev sebelum Lev mencabut dan membuang anak panah magis itu yang tak lama menghilang dengan sendirinya, namun sekali tusukan saja sudah cukup untuk membuat racun di dalam panah itu menyebar ke dalam tubuh Lev.


Lihat selengkapnya