SEOLA dikejutkan dengan kemunculan Lee Han Gyul di depan kafe saat ia akan pulang usai menyelesaikan shift-nya sore itu. Laki-laki itu memandanginya dengan tatapan merindu. Dulu Seola selalu menyukai tatapan lembut itu. Tapi sekarang tidak lagi. Justru tatapan itu kini bagai belati yang melukai hati.
“Seola-ssi, aku ingin bicara.” Han Gyul menghampiri Seola yang masih mematung di tempatnya.
“Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi,” tolak Seola cepat. Ia beringsut mundur ketika Han Gyul bergerak hendak menyentuhnya.
“Seola-ssi, maafkan aku.” Kali Han Gyul berhasil menangkap tangan Seola. Ia menggenggamnya dengan kedua tangan. “Aku menyesal sudah meninggalkanmu. Tolong maafkan aku.”
“Apa yang kau lakukan, Lee Han Gyul-ssi. Lepaskan aku!” Seola berusaha menarik tangannya, tapi Han Gyul mencengkeramnya kian erat. Laki-laki itu tampak tidak peduli pada Seola yang mulai merintih kesakitan.
“Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau memaafkanku dan kembali padaku.”
“Kau gila, huh? Kau sudah menikah.”
“Aku tidak peduli. Jika kau kembali padaku, aku akan langsung menceraikannya.”
Seola terbelalak marah. Ia tidak habis pikir laki-laki yang dulu pernah ia cintai ini bisa berkata seperti itu dengan enteng. Lalu tiba-tiba saja tangannya dilepas paksa dari cengkeraman Han Gyul. Tubuhnya kemudian ditarik ke belakang.
“Anda tidak dengar dia bilang apa?”
Suara itu.
Seola mendongak dan mendapati Kang Minhyuk kini melayangkan tatapan membunuh kepada Han Gyul. Sedang apa dia di sini?
“Aku tidak punya urusan dengan Anda,” balas Han Gyul tak acuh. Ia mendekat ingin menarik Seola, tapi Minhyuk mendorong bahunya.
“Urusan gadis ini menjadi urusanku juga kalau Anda ingin tahu.” Minhyuk menoleh ke Seola. “Kau tidak apa-apa?”
Seolah baru saja tersadar, Seola lekas melepaskan tangannya dari Minhyuk. “Aku tidak butuh bantuan Anda,” ketusnya. Masih marah karena laki-laki ini menipunya semalam. Kemudian ia menoleh ke Han Gyul. Laki-laki tidak tahu malu itu menatapnya dengan wajah murung.
“Kau sudah punya istri, Lee Han Gyul-ssi. Aku tidak mau orang tuamu salah paham dan menuduh aku yang telah merusak pernikahanmu.” Seola menarik napas. Berusaha mengumpulkan kepingan hatinya yang berserak. Kemudian berkata dengan tegas, “Aku mohon, jangan pernah menemuiku lagi. Aku ingin hidup dengan tenang.”
Han Gyul tampak terpukul dengan permintaan itu. Tetapi Seola sudah mengeraskan hati agar tidak luluh. Sudah cukup. Ia tidak mau lagi berurusan dengan Han Gyul dan keluarganya setelah apa yang mereka lakukan.
“Seola-ssi ....” Han Gyul bermaksud mengejar ketika Seola berbalik dan berjalan pergi, tapi Minhyuk langsung bergerak menghadangnya.