(Un)natural Feeling

Yooni SRi
Chapter #14

Berdebar

HAN menempelkan ponselnya ke telinga sementara ia bergegas meninggalkan rombongan makan malam tim pemasaran yang diadakan di dekat kantor cabang itu.

“Ya, Pak?” sahutnya segera. Sejenak ia melihat ke belakang, lalu kembali memusatkan perhatian kepada si penelepon. Tuan besar Kang. Ayah Kang Minhyuk.

“Kau di mana? Tidak bersama Minhyuk?” tanya Tuan besar Kang langsung.

“Aku sedang ada rapat di Busan,” jawabnya. “Memangnya kenapa, Pak? Apa terjadi sesuatu?”

“Aku juga tidak tahu. Suaranya tidak terdengar baik saat kuhubungi tadi.”

Han menggaruk pelipisnya sambil berpikir. Kang Minhyuk memang tidak masuk kerja hari ini. Sakit kepala katanya. Makanya ia mengutus Han pergi menghadiri rapat dengan tim pemasaran di Busan. Tapi Han tidak tahu bagaimana kondisi Minhyuk karena mereka belum bertemu. Minhyuk hanya memberitahunya melalui pesan singkat. Kemudian ia teringat seseorang yang bisa dimintai bantuan.

“Aku akan mengirim orang untuk melihat kondisinya. Anda tidak perlu khawatir, Pak.” Setelah berkata begitu, ia lekas melakukan panggilan baru. Lama sekali orang itu menjawab. Ketika bunyi nada sambung berhenti dan berganti dengan sahutan perempuan, ia langsung bertanya, “Kim Seola-ssi, kau dimana sekarang?”


***


Minhyuk terbangun dengan kepala pusing dan badan lemas. Hal pertama yang disadarinya adalah keadaan kamarnya yang gelap gulita. Langit sudah gelap dan bunyi bel yang membangunkannnya masih terus terdengar. Minhyuk memaksa dirinya bangun dan duduk di tepi ranjang. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan merasakan panas. Ia demam.

Minhyuk hampir saja mengumpat mendengar bel yang terus-terusan berbunyi. Dengan perlahan ia bangkit dan menyeret kaki telanjangnya keluar dari kamar. Sebelum membuka pintu, ia terlebih dahulu memeriksa layar interkom.

“Kim Seola?” desisnya mengerutkan dahi. Segera ia membuka pintu dan melihat gadis itu agak terkejut.


***


Seola menarik napas panjang dan mengembuskannya kuat-kuat sementara ia menyusuri jalanan sepi yang mengarah ke halte bus. Hari ini pelanggan kafe membludak. Ia dan rekan kerjanya yang berada di sif malam harus pulang lebih lama dari biasanya.

Lihat selengkapnya