Setelah aku menelpon mama, aku mencoba mengingat semua hal yang seharusnya kusyukuri. Aku ingat ketika aku lolos SBMPTN. Beberapa saudara dekatku tidak bisa mendapatkan kesempatan itu. Tidak lolos dan tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Orang tuaku sudah pasti bangga denganku. Walaupun aku merasa terpuruk ketika aku tidak bisa lolos di universitas berakreditasi A yang sangat bergengsi, yang sudah kuimpikan sejak lama, toh aku lolos juga dengan tes tertulis yang tidak semua orang bisa dapatkan. I admit it, aku menjadi lebih sombong karena hal itu. Tapi ada satu hal yang lupa kulihat. Bagaimana orang tuaku membiayai seluruh prosesnya. Pendaftarannya, uang gedungnya, hingga akhirnya aku bisa mengenyam pendidikanku. Setelah selesai aku menelpon mama malam itu, aku kembali teringat bagaimana papa dan mama berjuang untuk menyekolahkanku. Privilege yang lupa kusyukuri. Apakah aku bangga dengan orang tuaku? Tentu saja. Tapi apakah aku bersyukur atas apa yang orang tuaku sudah beri? Bukannya aku bersyukur atas privilege yang kudapatkan, aku masih membandingkannya dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. I wonder how my parents felt all these times. Setiap kali aku membandingkan keadaanku dengan orang lain, apa yang mereka rasakan?
Tangisku tak dapat kubendung. Aku kembali menelpon mama. “Ma, tolong dinyalain ya speaker nya, papa ada kan ma?” tanyaku “ada Dit, bentar mama nyalakan dulu.” ada jeda. “Sudah Dit, kenapa?” tanya mama dengan suara lembutnya. “Makasih ya, ma, pa, udah ngasih privilege buat Dita dari dulu. Maafin kalo Dita masih sering ngebading-bandingin hidup Dita, keadaan Dita dengan hidup orang lain. Aku bersyukur punya orang tua kayak Mama Papa. tunggu bentar lagi ya ma, pa. Doain Dita.” kami terdiam, hanya isak tangisku yang terdengar. “Papa percaya Dita bisa. Papa udah makasih banget Dita mau inget semuanya, berusaha untuk membantu mama, papa dengan mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya bukan kemauanmu. Makasih ya, nak. I’m so grateful to have such a beautiful and smart daughter like you.”