"Dev?"
"Apa?"
Sey terdiam sejenak. Sedari tadi ia tidak bisa menghilangkan rasa gelisah ini. Ia takut kalau lelaki itu akan datang ke sini. Ada kemungkinan besar, kalau dia tidak tahu kalau dirinya berada di sini. Jika dia tahu, itu artinya di rumahnya ada Cctv yang membuat dia bisa memantau kegiatan dirinya dengan mudah.
"Lo kesambet apa sih Sey?" tanya Devi kesal.
"Kalau ada yang ke rumah ini, jangan lo buka ya. Kalau gak suru Bi Izha yang buka aja," ujar Sey tergesa-gesa.
Devi mengerutkan dahinya heran. Kenapa akhir-akhir ini Sey bertingkah seperti ini. Ia melihat kalau Sey sedang gelisah, entah apa yang ada di benak Sey sekarang. Kalau ia bertanya dan kembali tertipu, rasanya ia akan semakin dibodohi oleh Sey.
"Kenapa emangnya? Ada siapa? Vega?" tanya Devi sambil mengunyah pudingnya.
"Bukan siapa-siapa. Gue takutnya ada orang jahat yang dateng ke rumah lo, soalnya firasat gue gak enak Dev," ujarnya horor, ia mengedikkan bahunya merindiring.
"Hah? Serius lo?"
"Iya! Ditambah Pak Deden ngeramal gue tadi, katanya ada sesuatu hal buruk yang terjadi sama gue," sahut Sey.
Devi tertawa horor. "Jadi, lo ke sini mau cari perlindungan sama gue?" tanya Devi dibalas anggukan oleh Sey.
"Jahat berarti lo Sey." Lanjutnya kesal.
Sey mendengus kesal. "Lo pernah bilang ke gue ya Dev. Kata lo 'Sey, kalau ada apa-apa ngomong aja ke gue. Gue pasti akan bantu lo kok.' Gitu!" Sey menirukan gaya Devi berbicara.
"Eh... gue mau tarik semua ucapan gue!" ketus Devi.
Ting nong
Devi dan Sey saling berpandangan. Sey menelan salivanya kasar begitu pun Devi. Keduanya menatap ke depan, tepat ke arah pintu luar berada. Pikiran negatif mulai masuk ke dalam diri mereka berdua. Devi yang berpikiran kalau di luar ada kumpulan setan sedangkan Sey, dia berpikiran kalau lelaki itulah yang datang ke sini.
Ting nong
Devi dapat melihat Bi Eni yang berlarian ke arah pintu. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Seharusnya Bi Eni tak perlu membuka pintu itu, ia ingin menghentikan Bi Eni tapi mulutnya kaku karena saking takutnya.
Belum lama, Bi Eni sudah kembali lagi. Dia menghampiri Sey dan Devi, dengan wajah mesem-mesem. Devi mengerutkan dahinya tak mengerti sedangkan Sey, dia sudah ingin mati rasa.
"Ada apa Bi? Siapa yang dateng? Setan ya?" tanya Devi tergesa-gesa.
Bi Eni tertawa pelan. "Bukan Non. Dia cowok ganteng, nanyain Non," ucap Bi Eni pada Devi.