Di dalam mobil Sey diam. Matanya memandang ke arah jendela, enggan melihat wajah Derel. Ia menggigit bibir bawahnya pelan. Sey bingung, ia harus memaki atau berterima kasih. Dia memang sudah menolongnya, entah apa yang terjadi jika Derel tidak ada di sana.
Keduanya sama-sama diam. Derel diam, matanya fokus ke arah jalanan sesekali bergeming. "Sey," panggil Derel.
Sey diam.
"Kenapa kau bersikap seperti ini? Kenapa kau terlihat takut padaku? Hei, aku masih seperti yang kau kenal dulu," kata Derel melirik Sey.
"Kakak jahat! Kakak udah buat temen aku keluar dari sekolahnya," cetus Sey.
Derel terkekeh pelan. "Kau masih mengingat soal itu? Lupakanlah, Kakak sudah berubah."
"Berubah menjadi lebih menyeramkan," gumam Sey.
Derel terkekeh lagi, sungguh Sey muak mendengar Derel terkekeh atau tertawa seperti itu. Sey kembali memandang jendela sampingnya, berusaha untuk tidak memedulikan Derel.
"Kalau kau menurut, Kakak akan menjadi orang yang paling baik buat kamu Sey."
"Gila."
"Memang," sahut Derel.
"Sey benci Kakak!"
"Tapi Kakak cinta dan sayang sama kamu."
"Kita saudara Kak!"
"Saudara tiri." Ralat Derel tegas.
"Aku gak cinta sama Kakak! Aku udah punya pacar!"
Setelah mengatakan hal itu, mata Sey membulat sempurna. Ia membekap mulutnya sendiri. Betapa bodohnya ia melibatkan orang lain dalam masalah ini. Sey melihat Derel terdiam, tak lama dia mengeluarkan smirk. Tiba saja jantungnya berdegup dengan kencang. Ia takut kejadian seperti dulu terulang kembali. Di mana teman satu-satunya Sey, difitnah hingga dia dikeluarkan dari sekolah. Bukan Derel langsung yang memfitnah tetapi Derel membayar orang untuk memfitnah temannya. Betapa terkejutnya Sey saat tahu, temannya tidak salah tapi Derelah yang salah, dia tidak waras.
"Siapa Dek?"
Deg
Sey menggeleng. "Tidak Kak. Sey hanya berbohong untuk menghindari Kakak."
"Siapa?" tanya dia lagi.
"Kak. Sey gak punya pacar!"
"Benarkah? Coba katakan kalau kamu mau jadi pacar saya," kata Derel dengan nada candaan.
"Gak!"
"Sey?"
"Jangan paksa aku Kak hiks...."
Derel tertawa lagi. "Hanya latihan Sey, aku tidak akan memaksamu sekarang. Oke kita mulai, apa kamu mau jadi kekasihku adikku sayang?"
Sey terdiam. Ini hanya bohongan, kan?
"Sey?"