Una Estrella

Sherinauci
Chapter #29

Surat Devi

Devi menatap rumah Sey yang kosong. Ia sangat tidak membayangkan kalau Sey akan pergi secepat ini. Entah ia harus sedih atau senang. Bukankah, Sey akan lebih menderita karena peluang kakak tiri Sey akan semakin besar jika dia berdekatan dengan Sey? Tidak, mungkin Sey aman bersama keluarga kandungnya.

Sey memang seorang pembohong. Dia adalah pembohong besar. Bisa-bisa ia tertipu oleh wajah Sey yang sangat mendukung untuk berbohong. Wajah kejujuran, sampai-sampai ia dibohongi oleh Sey selama ini. Dia bilang semua keluarganya telah meninggal dan hidup sebatang kara. Tapi ternyata dia mempunyai keluarga lengkap berikut mobil keluaran terbaru yang digunakan oleh Kakak Sey. Itu artinya Sey berasal dari keluarga yang berkecukupan.

Untung saja sebelum pergi. Kakak kandung Sey memberikannya kartu nama dia. Jadi ia bisa tahu, di mana Sey tinggal sekarang. Devi mengembuskan nafasnya kasar, mengambil tasnya, kemudian masuk ke dalam mobilnya. Karena Sey ia mau naik sepeda ke sekolah. Sekarang Sey sudah tidak ada, lantas untuk apa naik sepeda lagi?

Jujur saja Devi agak kecewa dengan semua kebohongan Sey tapi, dia juga ada alasan tersendiri untuk berbohong. Masalah dia terlalu berat untuk dipikul oleh seorang gadis remaja seperti Sey. 

"Gue kesepian deh Sey, gak ada lo," gumam Devi langsung melesat keluar dari area rumahnya.

***

Devi turun dari mobilnya, ia melihat Sey turun dari mobil mewah Kakaknya. Ya, ia tahu, pasti Sey diantar oleh Kakak kandungnya. Wajah Sey tampak murung, sepertinya dia sedang Badmood. Dari jauh ia melihat Sey melambai singkat pada Kakaknya, setelah itu mobil Kakaknya pergi membelah jalanan.

"Sey!" panggil Devi berlari menghampiri Sey.

Sey mengerutkan dahinya. "Kenapa lo?"

"Lo gak papa?"

Sey mengangguk. "Ya ... enggak papa. Btw, seharusnya gue yang nanya begini. Lo enggak papa?"

"Gue biasa aja," jawab Devi sambil mengangguk.

Sey tertawa terbahak, matanya menatap mobil Devi ada di parkiran. Ia menggeleng pelan, tidak percaya kalau Devi akan memakan ucapannya sendiri. "Lo jilat ludah sendiri Dev?"

"Sekarang, kan lo gak ada! Ogah banget gue naik sepeda sendirian," balas Devi merapikan rambutnya, "lo juga! Mau jilat ludah sendiri lo?" lanjutnya bertanya.

"Ya, kan rumah Papa gue jauh. Dev," jawab Sey, "Soal keluarga gue, gue mau minta maaf. Karena gue gak mau lo terlibat dalam masalah gue."

"Tapi seharusnya lo cerita sama gue," cela Devi kesal.

"Belum cerita aja udah gila. Apalagi udah cerita," ucap Sey pelan.

"Huh? Apa?" 

"Iya! Lo inget pas gue digendong sama Kakak gue? Itu sebenernya gue pura-pura tidur. Gue denger semua ucapan goblok lo," cerita Sey gemas. Ingin sekali mencabik-cabik wajah Devi hari ini.

"Di sini siapa sih yang goblok Sey? Lo atau gue?"

Lihat selengkapnya