Una Estrella

Sherinauci
Chapter #30

Ancaman lagi

Sey diam, memperhatikan wajah Devi yang tampak biasa saja. Lima menit yang lalu, Vega datang membawakannya sekantung plastik berisikan makanan. Betapa canggungnya Sey sekarang. Yang menjadi masalahnya adalah 'Devi mencintai pacarnya sendiri'. Mundur pun rasanya menyesakkan. Bagaimana pun ia sudah mencintai Vega. 

Devi berdiri dari tempat duduknya. "Gue ke kantin dulu ya?" 

Sey mengangguk pelan. Sepertinya tubuhnya panas melihat orang yang dia cintai, mencintai orang lain. Apalagi dengan sahabatnya sendiri. Ia menatap punggung Devi, sampai dia benar-benar tak terlihat dari pandangannya.

"Lo pindah rumah Sey?" tanya Vega.

Padahal sudah beberapa kali ia menjauhi Vega tapi tetap saja dia mengeyel. Walau ini berada di kawasan sekolah. Tapi tetap saja, semuanya akan terlihat kecil bagi seorang Derel. Mau sesusah apa pun tantangannya, Derel pasti akan melakukannya dengan sekali mengentakkan kakinya.

"Ya. Di rumah Pak Tua," jawab Sey santai.

"Pak tua?"

"Bokap."

Vega mengangguk-ngangguk mengerti. "Jadi lo aman dong, dari kakak tiri lo?"

"Untuk di area rumah sih aman. Tapi gak tau deh kalau gue ada di luar rumah," balas Sey mengambil makanan yang dibawa oleh Vega.

"Untuk saat ini, lebih baik lo tetep tinggal di rumah Sey... gue takut dia nyakitin lo," usul Vega, ada sebuah ketakutan di dalam dirinya. 

"Iya. Abis pulang sekolah gue gak akan ke mana-mana. Biarin dia kalah, capek gue."

"Akhir-akhir ini gue juga sibuk rapat. Biasa sebentar lagi acara pensi, OSIS dan MPK jadi panitia," cerita Vega meminum air mineralnya. 

"Bagus deh, jadi lo gak terlalu ikut campur di kehidupan gue."

Vega memandang ke arah depan. "Lo itu kayak puzzle ya Sey? Saat hidup lo yang berantakan terkumpul... Puzzle-puzzle itu akan terkumpul, tapi satu potongan itu hilang menjadi tidak sempurna.

"Ya ya ya! Semua orang kayak puzzle yang kehilangan satu bagiannya. Its right! Manusia tidak ada yang sempurna," ujar Sey menyetujui ucapan Vega.

"Beda... saat lo kehilangan potongan puzzle itu lo berusaha untuk mencari sesuatu agar terlihat sempurna. Tidak sama, tidak tepat, dan tidak indah, tapi lo tetap memasangnya untuk terlihat kuat," kata Vega yang masih mengibaratkan dirinya dengan puzzle. Sedikit benar tetapi tak sepenuhnya benar. Dirinya kuat, ya! Itu hanya sebuah topeng agar masa lalunya hilang dari mimpinya. Terkadang satu kenangan buruk melintas dalam pikirannya, saat malam, mimpi buruk itu muncul kembali. Ia tak ingin seperti dulu lagi. Sey ingin hidup bebas.

Selama setahun lebih Sey hidup tanpa mereka. Buktinya ia malah lebih nyaman tinggal sendirian dari pada bersama mereka. Lebih baik hidup miskin dari pada harus bertemu dengan keluarga orang tuanya masing-masing. Walau hak asuh memang diberikan pada ayahnya namun tetap saja ibunya selalu ingin kalau dirinya tinggal bersama beliau. Dan itu artinya ia akan tinggal satu atap dengan monster bajingan itu. 

Seperti 1 banding 1000. Dirinya itu 1 dan 1000 adalah mereka. Dengan kekuatan itu mereka pasti akan menang. Mau sekuat apa pun dirinya tidak akan bisa mengalahkan kekuatan 1000. Mereka—keluarganya memiliki kekuasaan di mana-mana.

"Kadang gue suka heran sama takdir gue Veg. Rumit, saking rumitnya gue mual liat hidup gue sendiri," ucap Sey berpura-pura muntah.

"Walau rumit lo selalu bisa buat yang rumit menjadi semulus papan jalan," balas Vega. 

***

"Are you okay, Sey?"

Sey mengangguk. Hari ini ia sedang malas untuk berbicara. Ares menggenggam telapak tangan adiknya. Sey berhenti, menatap Ares dengan penuh pertanyaan.

"Kau marah pada Kakak?" tanya Ares dibalas gelengan oleh Sey.

"Kalau gitu, kenapa kau menjawab pertanyaan Kakak dengan anggukan dan gelengan saja?"

"Hari ini Sey tidak mood untuk berbicara," jawab Sey jujur.

"Apa yang membuatmu harimu tidak menyenangkan?"

"Tetap di sini Kak. Derel sedang mengincarmu," ucap Sey memandang wajah Ares serius.

Ares mengusap wajahnya kasar. "Okay Kakak gak akan pergi. Tapi kamu gak harus berpikiran negatif tentang Derel," kata Ares pelan-pelan, mencoba menjelaskan baik-baik pada adiknya. Jika terus seperti ini, bagaimana caranya akrab dengan kakak tirinya itu.

Lihat selengkapnya