Dua orang adik dan Kakak tiri sedang berbincang-bincang di Cafe dekat rumah. Mereka adalah Vega dan Ares. Vega meminta bantuan pada Ares, dia tahu kalau Ares sudah berhasil menemukan adiknya.
"Bagaimana?"
"Jadi gini Kak—Vega mau kakak tirinya tidak mengganggu pacar—“
Drttt ... drtt ... drttt
Tiba saja handphone bergetar, memotong ucapan Vega. Ares melihat itu pun langsung melihat siapa gerangan yang meneleponnya. Vega menatap Ares seakan menanyakan siapa yang meneleponnya.
"Siapa Kak?" tanya Vega.
"Sebentar adik Kakak nih," jawab Ares menggeser layar hijau untuk menerima panggilan.
"Halo Sey?"
"Sey?" ulang Vega tak percaya, kenapa bisa namanya bisa sama persis dengan nama pacarnya.
"Iya. Itu nama adik saya. Seylandra Starla Addena," jelas Ares membuat kedua bola mata sontak membulat. Ternyata, Ares adalah Kakak kandung dan—dirinya adalah Kakak tiri Sey.
"Kenapa Kak! Kenapa Kakak selalu ngancam Sey! Sey capek hiks...."
"Sey? Kamu kenapa nangis? Kakak gak ngancem kamu," balas Ares tidak percaya dengan apa yang diucapkan adiknya.
Nangis? Ngancem? Apa jangan-jangan dia sedang berada di dekat kakak tirinya? Dan dia menelpon kakaknya sengaja untuk meminta pertolongan.
"Kak loudspeaker Kak. Bahaya!" pinta Vega diangguki oleh Ares. Dia pun menekan tombol loudspeaker.
"Kalau Kakak tidak melakukan itu. Kau tidak mau menurut. Sudahlah Sey ... terima saja takdirmu. Kau itu milik Kakak! Gak ada yang boleh milikin kamu selain Kakak," balas seseorang lelaki.
"A—apa?" cicit Ares, ketika mendengar suara Derel. Dia, dia mengancam adiknya. Dan dia---gila, dia mencintai adiknya sendiri. Betapa bodohnya dirinya tidak mempercayai Sey. Walau dia sudah beberapa kali menjelaskannya.
"Aku pengen Kakak kayak dulu. Kakak yang baik ... padahal aku menganggapmu seperti Kakakku sendiri."
Alangkah terkejutnya lagi dirinya mendengar kata 'dulu'. Padahal saat mereka—keluarga Derel hadir di hidup keluarganya, Sey langsung tidak menyukai mereka. Apa mereka saling mengenal dulu? Tidak! Rasanya tidak mungkin. Ares menutup hidungnya menggunakan satu jarinya. Mengode Vega agar dia tidak berisik.
"And See. Sekarang kita bersaudara. Kau adik tiriku," sahut Derel di sebrang sana.
"Iya. Hanya sebatas Adik dan Kakak tiri."
"Tidak. Aku tak ingin kau menganggapnya seperti itu. Aku ingin kau menganggapku sebagai seorang kekasih."
"Sadar! Kita ini bersaudara--"
"Tiri," ralat Derel memotong ucapan Sey.
"Sey gak mau!"
"Kak, sebenernya pacar Vega itu Seylandra," ungkap Vega sambil berbisik.