Di sinilah mereka berada. Di pinggir kolam renang. Sey menenggelamkan kakinya ke kolam begitu juga Vega, dia mengikuti apa yang Sey lakukan. Sey mengembuskan nafasnya kasar, menatap kakinya di dalam air.
"Sey? Lo mau bicara sesuatu?"
"Iya."
"Apa?"
"Devi suka sama lo Veg. Gue gak mau nyakitin hati Devi," ungkap Sey pelan.
"Devi? Hm ... Sey! Lo harus tahu perasaan itu gak bisa dipaksain. Gue cinta sama lo dan lo cinta sama gue. Lo gak bisa kayak gini Sey!" kata Vega serius.
Sey menggelengkan kepalanya pelan, ia tak boleh egois. Devi sudah melakukan hal banyak untuknya. Kalau Vega tidak bisa bersama Devi maka ia harus menjauhi Vega untuk menghormati perasaan Devi. Ini terlalu rumit, ia sudah memikirkan ini matang-matang. Ada dua hal yang memutuskan untuk meninggalkan Vega. Pertama, ia sudah bertekad untuk menjalin hubungan bersama saudara tiri; kedua, ia ingin menghormati perasaan Devi.
"Kita itu kayak dua bintang yang saling berjauhan Veg. Sampai kapan pun bintang itu tidak akan pernah bisa bertemu. Sampai kapan pun kedua bintang itu gak akan bersatu menjadi satu bintang," ucap Sey memandang lurus ke depan.
"Lo salah Sey. Kita dua bintang yang akan menyatu, memang tidak akan mungkin tapi kita akan membuatnya sendiri."
"Gimana caranya?"
"SEY! WOI!" teriak seseorang membuat Vega dan Sey menoleh.
Sey dan Vega membelalakkan matanya kaget. Mereka berdua menaikkan kakinya ke permukaan kemudian bangkit. Orang itu adalah Devi, dia datang membawa 2 kantung paper bag sambil berlari-lari ke arahnya.
Devi memeluk Sey erat begitu juga Sey yang membalas pelukan Devi. Sudah beberapa hari tidak bertemu rasanya rindu. Apalagi ia tidak bisa bertemu dengan Devi setiap saat dan setiap waktu lagi. Rumah Devi dan rumah Sey sekarang lumayan jauh.
Devi melepaskan pelukannya. "Bego lo, gak pernah main ke rumah gue!" maki Devi sambil menoyor kepala Sey.
"Sey Kakak tiri lo mana Sey?" tanya Devi matanya mencari-cari sesuatu.
Sey dan Vega saling bertatapan. Sey tidak tahu kakak tiri yang dimaksud adalah 'Vega' atau 'Derel'? Ia berdehem singkat, Devi tidak mungkin menanyakan Derel. Dia kan sangat takut pada Derel, apalagi setelah tahu kejadian yang menimpa dirinya.
"Nih di sebelah gue." Sey menyikut lengan Vega.
"Gak lah gila! Ngapain gue cari Vega! Yang gue cari tuh Kakak tiri lo yang cakep itu," ketus Devi melirik jijik ke arah Vega. Dibandingkan dengan Derel, Derel jauh lebih wow daripada Vega yang payah. Betapa menyesalnya ia pernah mencintai Vega dulu.
Sey melongo, tak percaya dengan apa yang diucapkan Devi. "Lo? Cari Derel? Buat apa anjir! Otak lo udah miring Dev!"