unbroken

Hadley
Chapter #8

#8

Sesaat sebelum merebahkan diri, handphone ku bergetar. Panggilan masuk dari Ayah. What? Ini sangat jarang terjadi. Ada apa ini? Aku bertanya-tanya dalam hati dan langsung menjawab panggilan Ayah.

“Iya, Yah?”

“Han, kamu apa kabar?” Huh? Ini tidak seperti ayah.

“Baik. Ayah apa kabar?”

“Ayah juga baik,” ayah terdiam “Kamu udah denger berita soal Ayah dan Ibu, kan?” giliran aku yang terdiam. Apa ayah menelfonku juga untuk mengabarkan bahwa dia akan menikah seperti ibu?

“Udah.” jawabku datar.

“Ayah sama ibumu udah resmi pisah.”

“Aku lagi gak mau bahas soal itu, Yah.” kataku hampir memutuskan telfon.

“Tunggu, Han. Ayah mau kasih tau sesuatu.”

“Apa lagi, Yah? Ayah juga mau nikah dalam waktu dekat?” tanyaku kesal.

“Bukan. Ayah mau ngabarin, Oma mu sakit. Dia jatuh di kamar mandi.”

Mataku terbelalak. Aku tak bisa berkata apa-apa. Ya Tuhan, apalagi ini? Dadaku terasa sesak mendengar kabar buruk tentang Oma. Air mataku turun dengan deras. Pantasan belakangan ini aku sudah tidak menerima telfon dari oma.

Menghela nafas, aku bertanya “Gimana keadaan Oma sekarang, Yah?”

“Oma udah agak mendingan. Tapi sampai sekarang belum bisa duduk. Kata dokter syarafnya kejepit.”

Aku panik. Sedih. Bingung “Sekarang Oma dimana, Yah? Aku mau ngomong sama Oma.”

“Oma di kamar. Bentar.” Ayah menyerahkan handphonenya pada Oma. “Han, kamu apa kabar?” tanya Oma bersemangat. Aku tahu oma melakukan ini agar aku tidak khawatir.

“Oma kok gak ngabarin aku kalo Oma sakit? Besok aku pulang, Oma.”

Lihat selengkapnya