Ujian Akhir Semester tiba dipenghujung. Setelah belajar seharian, aku menyempatkkan diri menonton sebuah film yang berhasil membuatku takjub dan menyukai dunia sirkus. The Greatest Showman, salah satu film musikal terbaik yang pernah kutonton, yang memiliki banyak pesan moral dan nilai kehidupan didalamnya. Aku menyesal tidak sempat menyaksikan film ini dibioskop tahun lalu.
Handphone ku bergetar. Ayah kembali menghubungiku setelah beberapa minggu lalu. “Han, Oma kamu kritis.” Satu kalimat yang membuatku tak bisa berkutik. Rasanya aku ingin pulang detik ini juga. Aku ingin segera pulang melihat keadaan oma. Tapi besok adalah ujian terakhirku, mau tak mau aku harus menuntaskannya terlebih dahulu. Aku segera memesan tiket pesawat untuk keberangkatan besok siang.
Beberapa jam kemudian ayah kembali menghubungiku menggunakan video call. Saat ku terima, yang kulihat hanya dinding rumah sakit berwarna putih. Kamera handphone ayah berpindah ke posisi yang memperlihatkan tubuh oma sedang terbaring dengan infus dan slang oksigen dikedua hidungnya. Oma sudah siuman, tapi Oma terlihat begitu lemah. Dia hanya memanggil namaku berulang kali tanpa kalimat lain. Aku berusaha menahan kesedihanku saat berbicara pada Oma. Tapi tak sepatah katapun keluar dari mulut Oma. Dia hanya bisa memanggil namaku.
Keesokkan hari aku terburu-buru datang ke kampus karena terlambat, tak bisa tidur semalaman. Pikiranku hanya tertuju pada Oma. Suasana kelas yang begitu hening membuatku cukup berkonsentrasi mengerjakan soal-soal dengan cepat. Semakin cepat aku menyelesaikan ujian, semakin cepat aku bisa berjumpa Oma.
Setelah selesai, aku keluar dari kelas menuju asramaku. Aku mengambil koper yang semalam telah kupersiapkan, dan memesan ojek online untuk mengantarku ke bandara. Flight ke kotaku sempat delay selama kurang lebih satu jam. Perasaanku semakin tak tenang. Aku menghubungi ayah berkali-kali, tapi tak ada jawaban. Ah, mungkin ayah sedang sibuk menemani Oma, pikirku memenangkan diri.
***
Beberapa saat kemudian aku sampai di kota kecilku. Tanpa membuang waktu, aku segera mengunjungi Oma ke rumah sakit. Ketika berada di ruangan tempat Oma dirawat, aku tidak diizinkan masuk karena sedang ada pemeriksaan terhadap Oma. Aku duduk dibangku yang tersedia di depan ruangan Oma. Ayah datang menghampiriku.
“Yah, gimana keadaan Oma?” tanyaku penasaran sambil menyalami ayah. Muka ayah terlihat sangat lelah. Matanya terlihat jelas seperti dia tidak tidur dalam beberapa hari.