unbroken

Hadley
Chapter #11

#11

 Hari demi hari kulalui dengan berat. Mau tak mau aku harus kembali menyelesaikan pendidikanku, namun aku masih belum menemukan semangat untuk melanjutkan hidup seperti biasanya. Sebagian besar dari diriku terasa hilang. Mungkin bagi kebanyakan orang aku berlebihan. Tapi tak bisa dipungkiri, sebagai anak yang tumbuh besar dikeluarga yang tidak sehat, kamu akan mencari seseorang yang bisa mengerti dan menerimamu. Dan aku bersyukur orang itu adalah Oma ku sendiri. Dari kecil aku tak pernah punya pendengar, pendukung, dan sahabat seperti Oma. Bagiku Oma tetap yang terbaik.

Aku memutar film kesukaan Oma, Jurassic World, berulang kali. Terakhir aku check, mereka telah merilis sequelnya. Seandainya Oma masih disini, ia pasti akan sangat senang menyaksikannya. Mataku terus menatap layar laptop, namun aku terjebak dalam lamunanku.

 Aku teringat pada satu moment saat aku masih duduk dikelas 2 SD. Seperti biasa, aku pergi dan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Kebetulan sekolahku tidak begitu jauh dari rumah. Saat berjalan menuju sekolah, aku dicegat oleh tiga orang kakak beradik yang kira-kira masih SMP. Mereka memintaku menyerahkan semua uang jajanku, aku menolak, tapi mereka memaksa dengan menjambak rambutku dan melempar payung kecil kuningku pemberian Oma. Aku tak terima, payungku menjadi lecet. Akhirnya aku menyerahkan semua uangku pada mereka. Ketika pulang sekolah, aku pergi kerumah Oma memberitahu kejadian yang aku alami pagi itu. Oma tidak terima dan memintaku mengantarnya ketempat tadi. Oma menemui orangtua mereka dan meminta untuk memberi pelajaran pada anak-anak nakal yang telah berani macam-macam pada cucunya. Don’t mess with my grandma, bitches! Kataku dalam hati.

Aku tertawa mengingat kejadian itu. Aku sangat ingat ekspresi Oma yang tak pernah rela jika aku diperlakukan seenaknya. Sejak saat itu, Oma membayar ojek perbulan untuk mengantar jemputku kemanapun aku pergi. Setiap kali aku merasa terancam, aku selalu memberitahu Oma, dan dia selalu mendatangi orang-orang yang menjahatiku untuk minta maaf dan menjauhiku.

Tanpa kusadari air mataku mengalir deras. Aku tersenyum mengingat masa kecilku dan tindakan-tindakan yang dilakukan Oma untuk melindungiku. Aku tahu semuanya sudah sangat lama berlalu, tapi hingga hari ini I remember it all too well.

***

Aku membeli beberapa botol minuman keras. Jujur saja aku tak tahu mengapa aku melakukannya, mungkin aku tak punya pilihan. Aku berusaha keras memalingkan perhatian pada hal lain, memutar musik dengan volume tinggi menggunakan speaker, berharap bisa sedikit mengusir rasa sedihku. Berbagai genre lagu dengan beat yang cepat terputar secara random. Aku menggerakkan tubuhku sesuai beat lagu-lagu tersebut sambil meneguk minuman yang ada dihadapanku. Hingga satu lagu terputar dan aku berhenti bergerak. Sebuah lagu berjudul Perfect Places by Lorde membuatku merenung, memaknai lirik dari lagu tersebut. Beberapa penggalan lirik kurasa cukup menggambarkan keadaanku sekarang.

Every night, I live and die

Feel the party to my bones

Lihat selengkapnya