Kondisi kesehatan ayah semakin membaik. Ayah yang dulu ku kenal acuh tak acuh perlahan sudah mulai peduli dan memberiku semangat dalam setiap usaha yang aku lakukan. Aku sangat bersyukur dalam hal ini. Akhirnya aku bisa semakin dekat dengan orangtua kandungku sendiri. Walaupun sekarang hanya ada aku dan ayah. Ibu sudah bahagia dengan keluarga barunya, dan aku sudah mulai ikhlas menerima itu.
Kami mengurus bisnis ayah yang sudah jauh terpuruk. Tak ada lagi aset yang kami punya selain bisnis ini. Dengan segala upaya, kami mempertahankan bisnis ayah agar tetap berjalan, salah satunya dengan cara menggunakan tabungan yang dulu sering diberikan oma untukku saat masih kuliah. Jasa Oma dalam hidupku memang sangat besar, bahkan ketika dia sudah tak disini pun, aku masih bisa menggunakan pemberiannya untuk hal yang berguna.
Perlahan-lahan bisnis ayah kembali maju. Sudah lama aku tak melihat senyum ayah seperti yang aku lihat hari ini. “Han, Ayah punya hadiah untuk kamu.”
“Hadiah untuk apa, Yah. Hari ini kan bukan ulang tahun ku?” tanyaku penasaran.
“Gapapa, anggap aja ini hadiah karena kamu udah bantu Ayah pertahankan bisnis ini”. Ayah menyodorkan sebuah kotak yang cukup besar dengan pita berwarna merah diatasnya.
Aku mengangkat kotak didepanku yang terasa cukup berat. “Whoa, apa ini, Yah?”
“Buka dong. Semoga kamu suka.” Jawab ayah tersenyum.
Aku membuka kotak hitam didepanku dan terpana menatap benda yang selama ini ingin sekali kumiliki. Sebuah kamera DSLR yang sudah lama jadi incaranku.
“Kamera, Yah? Kok ayah bisa tau? Aku udah lama pengen beli kamera ini.” Tersenyum sumringah menatap ayah.
“Ayah cuma iseng nanya ke Fara dan Alisha. Mereka bilang kamu udah lama pengen ini.”
Aku terharu, memeluk ayah “Makasih, Yah. Aku akan gunain kamera ini sebaik mungkin.”
Fotografi sudah lama menjadi salah satu hal yang aku senangi. Selama kuliah, kami cukup sering diberikan tugas yang membutuhkan kamera, tapi aku memilih untuk tidak membelinya, karena selain harganya yang mahal, masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi saat itu.
***
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, aku mengisi waktu luangku dengan memotret benda-benda disekitar. Aku bahkan menjadikan Fara dan Alisha sebagai modelku. Kami juga cukup sering mengunjungi tempat-tempat yang cukup menarik di kota kecilku untuk dijadikan objek. Selain itu aku juga sering memotret orang-orang dijalan dengan aktivitas yang dilakukannya. Beberapa kali aku juga mengunggah hasil jepretanku ke media sosial.
Perlahan-lahan namaku mulai dikenal oleh orang-orang disekitar. Mereka memintaku menjadi fotografer dalam berbagai acara seperti ulangtahun, prewedding, dan event besar lainnya. Lelah, tapi cukup terbayarkan dengan kepuasan orang-orang terhadap hasil fotoku. Tak sampai disitu, aku juga memberanikan diri untuk ikut berbagai kompetisi fotografi melalui online.