Uncomentary

Nia
Chapter #1

Prolog

Gelap banget, bisikku dalam hati.  Mataku menerawang jauh pada langit malam yang tak berbintang.  Kota baru saja diguyur hujan deras dari siang hingga sore, tapi di sini aku justru duduk-duduk di bangku alun-alun.

“El gak pernah cerita ke kamu soal aku?” Aku tidak menoleh mendengar pertanyaan itu, juga tidak menjawab apapun.

Karena jawabanku bukanlah jawaban yang ingin dia dengar dan … nuraniku menolak untuk berbohong kepadanya, temanku.

Kurasa dia tahu aku tidak akan menjawabnya. Jadi dia kembali menunduk dengan bahu yang tampak tak lagi kokoh.  Entah otak random-ku bekerja tanpa melihat situasi, aku justru sedang sangat ingin bernyanyi.

“Sayang, opo kowe krungu jerite atiku, mengharapkan kau kembali.” Seperti wajahku, suaraku tidak jelek-jelek banget kok, tapi tidak bagus juga. Cukup hanya tidak fals saja.  “Sayang, nganti memutih rambutku, ra bakal luntur tresnoku.”

Lihat selengkapnya