PRAAAANNG!!!
Belum puas dengan satu set tempat makan, Angela beralih kepada apapun yang ada di meja untuk dibantingnya sebagai pelampiasan emosinya yang membuncah. Tak di perdulikannya teriakan orang – orang yang ada di sekeliling untuk mencegah perbuatannya. Semua teriakan itu tertelan oleh raungan dan tangisannya yang histeris.
Seseorang berlari sambil menangis dan memeluk Angela dengan marah. Laki – laki itu menggeram dan membentak dengan kasar.
"APA KAMU SUDAH GILA?! APA – APAAN KAMU LA!" Teriakan laki – laki bersuara dalam itu membuat raungan Angela tak sedikitpun mereda.
"PAPA! AKU MAU MATI SAJA! AKU MAU MATI SAJA!" Balas gadis cantik itu histeris dan berontak dari dekapan papanya.
"Oke! Oke! Sini ikut papa! Kamu mau mati dengan cara apa?!'' Angela merasakan kekuatan papanya yang menggenggam kedua tangannya dengan erat. Hal itu mambuat Angela oleng dan terseret – seret oleh hentakan gerakan pak Anggara yang menyeretnya.
Terdengar teriakan Bu Anggara dan para pembantu yang ada di villa seolah berusaha mencegah pak Anggara yang menyeret paksa Angela entah kemana. Jantung Angela berdegup kencang tiba - tiba, raungannya pun berhenti seketika dan berubah menjadi ketakutan.