Setelah tiga hari masa orientasi kini Ivan di sibukkan dengan menemui banyak guru dan staf di sekolah barunya untuk mendapat izin mendirikan club atau kegiatan ekstrakurikuler film. Memang serumit yang di bayangkan, hari ini saja dia sudah tiga kali bolak-balik antara ruang TU dan kantor. Menyebalkan. Terutama saat orang-orang yang di temuinya menanyakan hal yang sama dan tak ada habisnya. Mau menyerah tapi film yang akan di buatnya ini seperti keharusan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Dan lagi apa yang sedang dia lakukan sekarang ini masihlah tahap awal. Terlalu pengecut baginya untuk menyerah sekarang.
Ya, walaupun itu Cuma sekedar alasan saja untuk bertahan. Kalau sudah di tengah-tengah proses pasti keinginannya untuk terus lanjut semakin besar. Dia akan berpikir bahwa, sudah kepalang basah kenapa tidak di tuntaskan. Dengan itu alasannya di awal bukan berarti apa-apa, jika sekali memulai Ivan tak pernah menyerah sampai akhir. Untuk hasil, tak peduli baik atau buruk yang paling penting adalah menyelesaikan apa yang dia mulai dengan sebaik-baiknya.
Setelah di buat kelelahan dan menghabiskan tiga jam istirahat di sekolahnya, akhirnya Ivan mengantongi izin membuat ekstrakulikuler film. Dan besok dia ada jadwal untuk menemui seorang siswi kelas dua belas untuk langkah selanjutnya.
✓✓✓
Ivan sedang berjalan di teras blok kelas dua belas IPA. Dengan wajah termasuk jajaran top di sekolah membuatnya menjadi pusat perhatian. Seperti rencananya kemarin jika hari ini dia akan melaksanakan step selanjutnya. Dan orang yang ingin di temuinya ini adalah seorang siswi kelas dua belas IPA dua bernama Cynthia. Dari informasi yang dia cari selama masa orientasi, Ivan tahu bahwa kakak kelasnya ini pandai menulis. Ivan sendiri sudah membaca beberapa karyanya yang di tempel di mading. Walau sekedar cerpen tapi itu cukup untuk Ivan tahu bahwa orang yang akan di temuinya ini berbakat.