Jean sedang berada di sebuah pondok kecil cantik yang ditumbuhi tanaman merambat sepanjang temboknya, bunga-bunga kecil berbagai warna tumbuh subur disekeliling pondok.
Dia berjalan menyusuri undakan batu yang terusun rapi sampai ke depan pintu pondok, Jean membuka pintu dan dilihatnya sesosok perempuan cantik yang usianya tidak muda lagi, tapi Kecantikkannya masih ada disana, bisa dilihat dengan jelas bahwa dulu dia pernah di kagumi, menjadi bahan bisikan, rebutan dan primadona.
dengan mata cokelat besar yang dihiasi oleh bulu mata panjang melentik dengan alis yang menukik, seperti sayap elang berwarna kelabu seperti rambutnya , hidungnya kecil dengan bibir merah tipis. tapi karena usia senjanya membuat keriput telihat dengan jelas dimana-mana.
Perempuan cantik itu tersenyum memamerkan giginya yang kekuningan.
"Grand ma!?" Katanya dengan suara lirih.
Perempuan itu tersenyum lagi yang di artikan Jean sebagai 'benar'.
Mata Jean terasa panas melihat sosok perempuan didepannya yang dia sadari adalah neneknya orang yang jean sayangi melebihi kedua orang tuanya, orang yang membuat Jean rela melakukan apapun asal bisa berjumpa lagi.
seandainya dia bisa berbicara dengan tuhan, dia rela melakukan apapun untuk menangguhkan kepergiannya.
Jean mengambil beberapa langkah untuk memeluk neneknya melepaskan kerinduan dan rasa bersalah karena tidak menjadi cucu yang baik dulu. Jean mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk neneknya tapi yang dipeluknya hanya udara kosong, dia pergi lagi.....
Jean terbangun, Tubuhnya menghantam lantai kamarnya "Ouch" ujarnya menggosok kepalanya yang lebih keras menghantam lantai dan seketika kucing hitam berbulu lebat melompat dari atas kasur dan 'mengeong' dengan garang seolah marah karena tidurnya terganggu. Kucing itu keluar menuju pintu sambil mengibaskan ekornya dengan sombong .
"Siapa suruh tidur dibawah kakiku, lagipula Kamu kira haya kau saja yang tidurnya terganggu!?" Jean meneriaki kucing hitam itu, melampiaskan kekesalannya akan mimpinya barusan.
Ditengoknya jam dinding yang menunjukkan pukul 06:45 pagi artinya masih sekitar 30 menit lagi untuknya bersiap-siap ke sekolah.
Jean berjalan ke dapur dan dia melihat kakaknya berjalan kearah pintu depan mengantar seorang lelaki sebayanya keluar dari rumah, lelaki itu berpostur atletis dengan rambut cokelat muda seperti kakaknya walaupun lelaki itu lebih tinggi beberapa senti dari kakaknya. Terdengar suara mobil dinyalakan kemudian abangnya mengaggukan kepala kepada lelaki itu.
"Siapa" ujar Jean saat abangnya berjalan kedapur
"Temanku" ujar kakaknya dengan singkat, padat dan tak jelas.
Jean butuh lebih dari sekedar satu kata untuk menjelaskan rasa penasarannya kepada siapapun lelaki barusan.
"Teman yang mana? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya!?" Jean berjalan menghampiri kakaknya yang sudah duduk di konter untuk memakan roti yang sudah diolesinya dengan selai.
"Kau tak perlu tau" kata kakaknya sambil mengunyah makanan.