Sebuah Mini dress merah dengan potongan leher rendah. Tergeletak di atas kasur. Jean menatapnya dengan penuh perhatian. Dia masih menimbang apakah harus mengenakannya untuk pergi ke club atau tidak.
Semua baju yang dipilihkan Lucy sangat minim bahan, dan itu membuatnya merasa tidak nyaman. Karena belum pernah memakai pakaian seperti itu sebelumnya.
Tapi baju dihadapannya ini setidaknya lebih baik, daripada baju lain yang dipilihkan Lucy. Saat mereka pergi ke mall untuk berbelanja baju dan high Heels sepulang sekolah.
Jam menunjukan pukul 17:14. Jean punya waktu sekitar empat puluh menit sebelum Lucy datang menjemput. Dan untungnya Jamie sudah keluar se-jam yang lalu. Jean berdoa semoga Jamie pulang tengah malam seperti biasa.
Setelah menyelesaikan ritualnya Jean menatap hasil akhir pantulannya di cermin.
"Wow, kau sangat berbeda Jean" ujar Jean kepada dirinya sendiri. Karena sangat terkejut dengan perubahan penampilannya dengan dandanan yang lebih dewas.
Mini dressnya melekat ditubuhnya dengan sempurn, rambut cokelatnya di dibiarkan tergerai menggantung di punggungnya, dan sejumput rambut dibiarkan tergerai untuk menutupi belahan dadanya yang mengintip dibalik mini dress itu.
Dia memakai riasan yang agak tebal seperti saran Lucy. Dia bilang agar mereka kelihatan lebih dewasa dan susah dikenali.
Alhasil maskara dan winged Eyeliner tebal dipakainya, yang menambah ketegasan di mata indahnya. Jean memilih smooki eyes untuk eyeshadow nya agar tidak terlalu kelihatan menor. Tidak lupa sedikit lipstik merah muda dan perona pipi.
Suara klakson terdengar dibawah, itu artinya Lucy sudah datang menjemput.
Jean turun kebawah dan melihat Lucy masih di dalam mobil dengan kaca terbuka.
"Wow..girl, you look so hot" kata Lucy menatap Jean dari kepala sampai kaki.
Jean tidak bisa melihat bagaimana mini dress hitam itu melekat dibajunya. Tapi dandanan Lucy sangat bagus dan hampir membuat Jean pangling. Seandainya dia tidak berbicara tadi.
"Kamu juga" kata jean tersenyum dan naik kedalam mobil.
Mereka berkendara hampir dua puluh menit ke club yang mereka tuju.
"Kenapa clubnya jauh sekali?" Kata Jean memecah kesunyian.
"Karena ini club buat anak muda di bawah umur, Jadi agak jauh dan terpencil supaya tidak ketahuan polisi"
Kata Lucy santai.
Tapi raut muka Jean tidak terlihat tenang, karena kata polisi sudah disebutkan.
"A-apa? Polisi?" Jean menatap tajam ke arah Lucy.
"Lucy, aku sudah mengambil resiko dengan Jamie, dan sekarang polisi!?"
"Hey...Tenang, ini sudah seminggu semenjak club ini dibuka dan masih tidak ada polisi yang datang" jawab Lucy
"Belum bukan tidak" ralat Jean.
"Tapi ini club yang sangat populer akhir-akhir ini kata Nora dan Lesley"
"Apa? Nora dan Lesley?" Jean kaget mendengat nama dua minion Vanessa. Yaitu Nora dan Lesley.
"Apakah aku belum memberitahumu, kalau aku mendengar tentang club ini dari obrolan Nora dan Lesley di kamar mandi, jumat kemarin?"
"Ayolah Jelina, tidak seburuk itu kok. Lagi pula kita sebentar lagi sampai. Sayang sekali kita sudah bersusah payah tampil cantik"
"Terserah kamu. Hanya tuhan yang tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya" ujar Jean pasrah.
Masalah hiburan, Nora dan Lesley memang tidak bisa diragukan lagi, terbukti saat Jean dan Lucy sampai di club. Parkirannya sangat penuh, motor dan mobil memenuhi halaman yang cukup luas dengan rumput liar yang tumbuh subur.
Di depan mereka terdapat bangunan tua tiga lantai, catnya terlihat sudah mengelupas.
Orang-orang mengantri untuk masuk, dua orang penjaga bertubuh gempal menjaga pintu masuk. lampu Led dengan cahaya yang berwarna warni terlihat menari-nari seolah mengikuti irama, terlihat di pintu masuk.
Mereka berdua berjalan menuju antrian, dan masuk kedalam.