Under Eighteen

Riri
Chapter #13

Chapter 12 | Broken Heart|

Yang tersisa hanyalah hati yang hancur, dan aku masih mencoba memperbaikinya, meskipun aku kehilangan kepingan-kepingannya. Tapi Aku tetap membawanya pulang.

Mencoba dan berharap untuk bisa mengembalikannya seperti sedia kala.

jean

Akhir pekan telah berakhir dengan menyedihkan begitupula kisah cintanya, yang diharapkan telah berakhir dan yang ditunggu akhirnya telah pergi.

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bayang-bayangnya akan terus menghantui, baik di dalam dunia mimpi maupun dunia nyata.

Jean tersenyum hambar menatap pantulan wajahnya di cermin yang terlihat begitu menyedihkan, dengan muka sembab dan mata bengkak karena terlalu larut dalam air mata kesedihannya.

Dia terlalu malas untuk pergi ke sekolah apalagi dengan wajahnya yang berantkan karena menangis hampir dua hari, karena untuk pertama kalinya dia jatuh cinta kepada seseorang sampai seperti itu.

Tapi sisi baiknya dia tidak harus menghabiskan waktu dan pikannya untuk Will, dia bisa mulai mencari lelaki lain yang lebih baik, setidaknya akan ada satu untuknya diluar sana.

Jean memakai kacamata yang biasa dia gunakan untuk membaca buku dengan ukuran bingkai hitam yang lumayan besar sehingga bisa menyembunyikan mata pandanya.

"mau menceritakannya?" ujar Jamie melihat Jean yang tampak lesu saat masuk kedalam mobil.

Dia hanya menggeleng menjawab pertanyaan kakanya karena suaranya yang agak serak. Lalu memalingkan wajahnya kesamping, dia takut Jamie akan curiga dn bertanya lebih jauh lagi.

"aku ada disampingmu kapanpun kamu butuhkan"

Jean memberi anggukan kepala masih menatap jalan disampingnya yang bahkan tidak menarik sama sekali.

Jika ada seseorang yang ingin dia ajak bicara itu adalah Mrs. Kennedy memang terdengar aneh tapi hanya dia yang Jean bisa ajak bicara untuk meluapkan segala isi hati dan permasalahnnya. Dia yang memahami tanpa menghakimi.

Semua murid kembali ke rutinitas mereka seperti biasa, tidak ada yang berubah dari orang-orang sekitarnya.

Tapi perbedaan yang sangat jelas terasa dalam dirinya. Sekolah sudah tidak menarik lagi, Jean hanya ingin cepat pulang atau lulus dari sekolah itu karena itu adalah satu-satunya tempat dimana dia berpeluang untuk bertemu dengan Will.

Jika awalnya dia sangat antusias, kini semuanya hilang saat malam dia menyatakan perasaannya, seperti malam yang menghilang saat cahaya matahari meyentuh kegelapan. Perasan antusias itu hilang seiring datangnya pagi, malah perasaan takut yang Jean rasakan karena melihat Will akan mengingatkan dia pada malam itu.

Satu lagi kelas membosankan dari Mrs. Madison akhinya telah berakhir. Semua siswa langsung keluar begitu mendengar bel, semua orang kecuali Jean tentunya yang masih duduk termenung dibangkunya dia meyandarkan kepalanya di atas bangku dan memejamkan matanya.

Lihat selengkapnya