Under Eighteen

Riri
Chapter #15

Chapter 14 | Long Night|

Tubuhnya terasa menggigil. Bukan kerana angin malam tapi karena rasa takut. Takut kalau seandainya terjadi sesuatu kepada Ryan.

Jean berjongkok di samping motor Ryan sambil menangis sesegukan seolah Ryan lah yang ada di sampingnya.

Hal lain yang membuat Jean begitu sedih karena dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk Ryan, dia hanya bisa menyaksikan Ryan berjuang dari rasa sakitnya dari jauh. Walaupun baru beberapa hari belakangan ini dia mengenal Ryan.

Tapi terkadang waktu tidak bisa menjadi tolak ukur akan suatu perasaan yang di miliki oleh seseorang kepada orang lain. Ada tipe orang yang butuh waktu lama untuk merasa nyaman dan menjalin hubungan, dan tipe lainnya yang hanya butuh beberapa detik dan menit pertama untuk langsung merasakan suatu perasaan entah itu cinta atau simpati. Dan tipe kedua adalah Jean.

Jean menatap pintu tempat dia dan Ryan masuk tadi, berharap melihat orang-orang berhamburan keluar yang dan membawa berita baik untuknya.

"apa yang harus aku lakukan?"

Jean tidak tahu sudah berapa lama dia berada di situ sambil menangis sesegukan, sampai sebuah bayangan menghalanginya.

"hey"

Dia mengenali suara itu. Suara yang dia harap bisa dia dengar lagi. Suara yang membuatnya cemas setengah mati. Jean mendongak dan mendapati Ryan berdiri di depannya. Dia kemudian bangkit dan langsung melemparkan diri kepelukkan Ryan sambil menangis sejadi-jadinya.

Tapi tangisan kali ini bukanlah tangisan kesedihan melainkan tangis lega dan bahagia.

Ryan yang tidak siap dengan reaksi yang Jean tunjukan hanya berdiri kaku, dia ragu apakah harus melingkarkan tangannya disekitar Jean atau tidak. Dan tangannya yang beberapa inci dari pinggang Jean akhirnya hanya memeluk udara.

Jean melepaskan diri dari pelukan Ryan dan meneliti wajah dan tubuh Ryan. Dia melihat memar di sudut bibir dan pelipis Ryan lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh sudut bibirnya yang terlihat agak sobek.

Ryan hanya membiarkan tangan mungil nan lembut itu menyentuh sudut bibirnya walaupun dia tahu akan terasa sakit. tapi dia membiarkannya karena itu adalah Jean. Gadis yang sudah beberapa bulan ini dia perhatikan dan momen ini sudah berulang kali di bayangkannya walaupun dengan cerita yang berbeda.

"Ouch" Ryan meringis.

"pasti sakit sekali, apakah ada yang lain lagi yang terluka?" raut wajah kahwatir terlihat jelas diwajah Jean.

Lihat selengkapnya