'Apakah aku berharap untuk bertemu dengannya? Iya, tapi itu dulu. Sekarang, hanya mendengar namanya saja membuatku membencinya'
Jean menatap sosok lelaki yang keluar dari cafe itu, tak banyak yang berubah dari penampilannya. Hanya rambutnya yang terlihat lebih panjang dari yang terakhir kali Jean ingat.
Ikal rambutnya menggantung di atas alisnya, terlihat berantakan dan cocok untuknya. Karena Dia sudah terlihat seperti seorang lelaki brengsek sekarang.
Di belakang Will datang seorang gadis dengan rambut pirang yang terlihat bersinar di bawah cahaya lampu. Gadis itu merangkul tangan Will dengan mesra sambil berjalan keluar.
Dada Jean terasa begitu sesak melihat keduanya.
'Apakah aku cemburu? Mungkin, karena tidak mudah untuk melupakan Will dan membuang semua perasaanku. Semuanya butuh proses dan dalam proses itu butuh waktu. Masalahnya aku tidak tahu butuh waktu berapa lama sampai proses itu bisa selesai dan aku akan berada di saat dimana semua orang menyebutnya dengan Move on'
Will tiba-tiba menoleh ke arah dimana Jean dan Ryan duduk.
Jean langsung mengalihkan tatapannya ke makanan di hadapannya sebelum Will memergoki dia menatap ke arahnya.
Selama beberapa saat Jean tidak berani mengangkat wajahnya, dia takut akan menatap ke arah dimana Will dan gadis itu berada. Dan dadanya akan kembali terasa sesak karena terbakar api cemburu.
Dia tidak siap mengetahui kalau Will telah Move on saat dirinya masih berkubang dalam lumpur kesedihan.
"Apa kau mendegarku Jelina?" Kata Ryan.
"Huh?" Jean menatap Ryan dengan wajah heran. Dia tidak mendengarkan apapun yang di katakan Ryan padanya.
"Kau bicara denganku? Maaf aku tidak mendengarmu, bisa kau ulangi"
"Tentu saja kau tidak mendengarku, kemana pikiranmu barusan pergi?"