Under Eighteen

Riri
Chapter #17

Chapter 16 | Cooming Back To You|

Jantung Jean kembali bekerja dua kali lebih cepat saat dihadapkan pada situasi seperti ini. Situasi dimana pikirannya melambat sedangkan seluruh indranya dalam mode waspada.

Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan saat dia menatap sosok lelaki dihadapannya itu.

Lelaki yang mencuri hatinya dan mencampakkannya pula saat dia menawarkan hati itu padanya. Lelaki yang siang dan malam memenuhi pikirannya. Lelaki yang membuatnya kehilangan akal sehat saat berada disampingnya. Dan kalian tentu tahu siapa dia.

"W-will, apa yang kamu lakukan dan dimana Jamie?"

Will menatap Jean dengan perasaan yang campur aduk antara marah dan rindu. Dia marah melihat Jean dengan Ryan, meskipun dia tahu bahwa Jean suatu saat akan move on tapi dia tidak bisa menerima kalau lelaki itu adalah Ryan Black. Dan Rindu. Tentu saja Will merindukan Jean sampai-sampai dia pikir dia akan gila karena tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Setelah sikap brengsek yang dia tunjukan.

Ingin rasanya Will memeluk Jean dan mencium bibir gadis itu lagi. Bibir yang sangat memabukan. Yang tidak pernah bisa dia lupakan.

Tapi apalah daya, Will hanya bisa menatap Jean dari jauh, mengagumi dia sambil menunjukkan sikap dingin dan brengsek. Seolah pernyataan cinta Jean tidak berarti apa-apa.

"Katakan Will"

"Aku datang untuk mengambil gitarku yang Jamie pinjam" Will berusaha membuat suaranya terdengar normal.

"Kalau begitu kamu bisa langsung pergi, karena. Aku..aku ingin tidur"

Mereka berdua hanya berdiri dalam keadaan diam, sambil menatap satu sama lain. Tapi walaupun saat bibir mereka tak mengucap satu patah kata pun. Mata mereka menyiratkan beribu-ribu kata yang terpendam dalam hati yang tak mampu terucapkan oleh bibir.

Mereka melepaskan rindu hanya dengan berpandangan. Seolah dengan mata perpelukan dan bercumbu. Tapi kontak mata itu harus segera dihentikan karena keduanya tidak sanggup menanggung rasa yang akan kembali muncul.

"Tentu, jaga dirimu Jelina" ujar Will dengan hati yang teramat berat.

Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan, semua orang tahu itu. Tapi Jean ingin pertemuan mereka bertahan sedikit lebih lama. Dia mungkin berusaha melupakan Will selama ini. Tapi hanya dengan melihat Will dirumahnya dan hanya berdua. Itu membangkitkan perasaan yang Jean kubur dengan paksa. Perpisahan Ini menjadi perpisahan yang kesekian kalinya diantara mereka. perpisahan yang selalu meninggalkan luka.

Jean mengantar Will sampai ke teras untuk menunjukan sikap sebagai tuan rumah yang baik. Tapi saat sampai di tangga, Will terdiam membeku. Jean yang menatap punggung Will pun heran. Apa yang menahannya untuk pergi.

Gitar yang ada di tangan Will terlepas dan menimbulkan bunyi yang agak keras di tengah keheningan. Jean hanya berdiri mematung dengan perasaan terkejut terhadap apa yang dia lihat.

Tiba-tiba Will berbalik dan menatap Jean. Dan mengambil tiga langkah besar ke arahnya.

Lihat selengkapnya