"BZZZ... KREK! NGIIIIIIIIING......!"
Aku terbangun di sebuah ruangan putih tanpa celah warna lain. Namun sebelumnya aku sedikit teringat bila diriku jatuh di tengah-tengah padang bunga.
Diriku terbangun setelah mendengar bunyi aneh seperti televisi sedang rusak.
Pada ruangan ini, terdapat hanya satu pintu berwarna kusam. Itu tampak seperti warna tanah atau dinding lama. Warna-warna yang memberi kesan sejarah atau kembali ke masa lampau.
Pada ruangan ini, aku diputuskan pada dua pilihan yang secara tidak langsung mengharuskanku untuk memilih salah satunya, membuka dan masuk ke ruangan selanjutnya atau diam di ruangan putih ini.
Tentu saja aku berpikir aku tak dapat dari ruangan ini bila tidak membuka dan masuk ke dalam sana.
Keputusan terakhir yang cepat telah diputuskan. Masuk ke dalam ruangan selanjutnya.
Aku pun membuka pintu dan memasukinya.
...
Warna yang sama seperti di pintu sebelumnya mendominasi satu ruangan penuh saat tiba di dalamnya.
Aku melihat sekitar dan tidak menemukan apapun, termasuk pintu sebelumnya.
Selanjutnya tepat di depanku muncul satu rumah besar yang mana itu muncul secara bertahap seperti di dalam video game pada umumnya.
Setelahnya beberapa tanaman, bunga, langit, awan, matahari, dan lainnya dengan warna yang sama.
Beberapa saat kemudian aku mendengar suara anak kecil memanggil ayahnya. Aku langsung mencari darimana arah suara itu datang.
Aku menjumpai diriku yang berumur yang mungkin 5 tahun bersama ayah di halaman belakang.
"Ayah, ayah! Lihat ini! aku menggambar kita semua."
Sejujurnya, aku melihat diriku dengan bangga menunjukkan gambar yang tak ingin kuingat.
Yang kuingat gambar tersebut merupakan gambar dimana itu adalah beberapa bulan sebelum terakhir ibu menghilang dan pergi.
Aku cuman tak ingin ingat wajah ibuku walaupun aku sayang dan merindukan ibuku. Sedangkan ayahku terus sibuk dengan urusannya sendiri.
Sampai saat itu tiba. Tragedi dimana semua orang seperti diubah menjadi monster binatang secara misterius, termasuk serangga dan reptil.
"Menghilang? Apakah ini seperti buku cerita ataukah aku sedang berada di suatu film?"
Hal yang sama kembali terulang. Aku mengingat jelas kejadian ini, kurasa.
Hari dimana teman baikku, Susu, sedang bermain bersama kakak, Kak Gia, di sebuah taman yang tak jauh dari taman kanak-kanak kami bersekolah.
Aku sedikit ingat, ini terjadi tahun lalu. Beberapa hari sesudah kelulusan taman kanak-kanak.
Ini merupakan salah satu yang tidak ingin kuingat juga jika aku tidak salah ingat.
Tepat di depanku muncul dua anak kecil yang kukenali dengan baik. Satu anak perempuan yang seumuranku adalah kakakku dan satu lagi teman sekaligus orang yang kusukai, dia adalah Susu.
"Susu, ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu. O-oleh karena itu aku mengundangmu beberapa hari lalu ke sini."
Wajahnya, anak laki-laki tersebut memerah dan memalingkan muka.
"Ti-tidak. Aku tidak bisa. Sudah ada seorang perempuan yang kusuka."
Anak perempuan itu menghela nafas panjang.
"Sudah aku duga. Aku sudah tau. Aku tidak akan menebak atau mengatakan dengan pasti siapa hehe."
Wajah anak laki-laki tersebut semakin memerah dan dia mengeluarkan suara yang agak tinggi dan menghadap ke bawah.